Labels: ,

Ramadhan (Episode Kehilangan)


Kurasakan kembali rasa sejuk itu. Seperti menegguk semangkuk es buah ketika berbuka puasa. Bersama keluarga kurasakan sebuah kebahagiaan. Yang dulu sempat menghilang. Aku merindukan saat-saat bersama, berkumpul, berbagi cerita, tertawa bersama dan kini kurasakan kembali masa-masa itu. Alhamdulillah ya Robby. Hari-hari tanpamu terasa sangat sepi. Namun hari ini kita kembali menorehkan kisah cinta.


Huhf, benar ya? Kita baru akan merasakan kalau sesuatu itu berharga ketika kita telah kehilangan sesuatu itu. Semenjak seminggu yang lalu kurasakan suatu yang berbeda. Sesuatu yang tak biasa. Suatu yang asing yang menyeruak, memaksa masuk ke relung-relung hatiku. Saat kurasakan engkau pergi. Ada sesuatu yang berbeda hadir. Rasanya pahit dan asin. Hilang. Tenggelam. Sungguh aku tak rela bila kau pergi dariku. Aku terlalu mencintaimu. Namun, kau harus pergi. Ini keputusanmu. Meski berat, aku hargai semua itu. Tetep semangat ya!

Awalnya aku benar-benar tidak rela akan kepergianmu. Aku takut kau terpengaruh. Kadang lingkungan lebih mendominasi meski hati melawan dengan kukuh. Aku takut sekali engkau semakin berubah. Aku mencoba menepis rasa takutku itu. Namun aku tak bisa, karena lingkungan di sana memang seperti itu. Membahayakan dirimu. Aku sungguh sangat menyesal dahulu pernah mengusulkan ini. Aku mencoba menebus kesalahanku, lalu aku temui ustadzah itu. Setelah melihatnya, keraguanku dan ketakutanku perlahan-lahan menghilang. Semoga benar, engkau akan terjaga di sana.

Mungkin saat ini kau sedang sendirian. Aku ingin menemanimu, namun jarak telah memisakan kita. Ini saat berbuka. Kadang aku menyesalkan hal ini. Engkau makan apa di sana? Enakkah masakannya? Pikiran itu menyeruak, sedang di sini aku makan enak. Bagaimana denganmu? Tetap puasa kan?

Maafkan aku, kalau kau sedang di rumah, aku selalu memusuhimu dan menjadikanmu babu. Menyuruhmu ini dan itu. Tak segan-segan aku memarahimu dan mengomelimu. Maaf. Kini aku rindu akan dirimu. Akan pertengkaran kita dan semuanya.

Bagaimanapun dan di manapun kuharap kau selalu bersemnagat dalam menjalani hidup ini. Ingat hidup tak selamanya mulus, kadang berliku dan berbatu tak segan juga hidup ini penuh dengan onak dan duri. Berhati-hatilah, adikku sayang! Tuntutlah ilmu karena Allah! Semoga Allah selalu menjagamu. Aamiin.

0 comments:

 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters