Oleh
Novitasari Mustaqimatul Haliyah
Hal
yang dapat membantai kita dan membunuh kita adalah perbuatan menunda-nunda.
Kegiatan menunda-nunda akan mematikan eksistensi kita.
Ada
sebuah kisah tentang seorang pemuda yang ingin menghafalkan Al-Qur’an, namun ia
tak segera melaksanakannya. Salah seorang sahabat karibnya menanyakan soal hal
ini, “Kenapa kamu tidak menghafalkannya sekarang?”
Pemuda
itu menjawab dengan entengnya, “Nanti akan saya hafalkan, insya’allah.”
Ketika
musim sekolah ia berkata, “Saya sedang sibuk, banyak sekali tugas. Saya tidak
mungkin menghafalkannya sekarang. Nanti sajalah.”
Beberapa
waktu berlalu dan tibalah musim liburan, lalu pemuda itu berkata lagi, “Saya
akan pergi piknik dengan keluarga. Saya ingin menghilangkan penat, bukankah
jiwa juga perlu diistirahatkan agar tidak stress?”
Lalu
ketika musim sekolah kembali datang, ia beralasan lagi dan lagi, “Sekarang
sedang banyak ulangan, saya tidak mungkin menghafalkannya untuk saat ini, pasti
nanti saya akan menghafalkannya.”
Sampai
kapanpun pemuda itu tidak akan pernah bisa menghafalkan Al-Qur’an hanya
gara-gara kata “nanti” dan “nanti”.
Astagfirulloh.
Manusia pekerjaannya hanya menunda-nunda waktu saja. “Nanti” adalah sebuah kata
yang sangat mematikan. “Nanti” adalah kata-kata yang penuh dengan alasan. Pada
akhirnya kata “Nanti” tidak akan membuahkan hasil. Nihil. Nol besar.
Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu karenanya:
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Hadits
tersebut terbukti kebenarannya. Banyak di antara kita terlena dengan nikmat
sehat yang diberikan Allah SWT kepada kita, terlebih kesehatan itu diselingi
dengan waktu luang. Kebanyakan pemuda era modern sekarang ini menggunakan waktu
luang dengan hal-hal yang negatif. Hal itu selalu disertai sebuah alasan, “Aku
masih muda, umurku masih panjang. Boleh dong
berfoya-foya dan berhura-hura?”
Padahal
pada hari kiamat nanti akan ditanya tentang umurnya dihabiskan, seperti hadits
Rasulullah, “Pada hari kiamat, kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser,
sebelum ia ditanyai: tentang umur, untuk apa dihabiskan; tentang ilmu, untuk
apa ia gunakan; tentang harta, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia
belanjakan; dan tentang badannya, untuk apa ia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi)
Jadi,
selagi masih muda sebaiknya menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk
berkarya. Menunda-nunda waktu adalah kegiatan yang tidak baik. Bahkan Allah SWT
bersumpah demi waktu di dalam Al-Qur’an beberapa kali. Allah SWT sangat
menghargai waktu, begitu pula Rasul-Nya beserta sahabat-sahabat beliau.
0 comments:
Post a Comment