Ramadhan berlalu begitu
cepat, tak terasa sebentar lagi lebaran. Hari kemenangan umat Islam atas
perjuangan sebulan penuh. Orang-orang yang menang harus mampu memburu “Parcel”
dari Allah. Allah telah menyiapkan “parcel-parcel” istimewa bagi hamba-hambanya
di bulan ramadhan ini, khusunya di sepuluh hari terakhir ramadhan. Apa itu
“parcel” yang dipersiapkan Allah untuk kita? Yaitu keistimewaan lailatul qadar.
Dalam Surat Al-Qadr
ayat 3 menyatakan bahwa malam lailatul qadar (malam kemuliaan) itu lebih baik
dari pada seribu bulan. Itulah “parcel” terindah yang akan Allah berikan pada
hamba-hambanya yang mampu meraihnya. “Parcel” ini ada di malam ganjil sepuluh
hari terakhir ramadhan atau malam ganjil setelah malam ke-20 ramadhan. Namun
Allah tidak memberi tahu hamba-Nya waktu tepat malam tersebut.
Allah menyembunyikan
malam lailatul qadar dari pengetahuan kita. Allah menyembunyikan keridhaan-Nya
pada setiap ketaatan agar timbul dalam diri kita keinginan untuk melakukan
ketaatan itu dan beribadah sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Begitulah Allah juga menyembunyikan malam lailatul qadar agar kita umat muslim
menghidupkan keseluruhan malam ramadhan dalam mendekatkan diri pada Allah dan
bukan menunggu datangnya malam lailatul qadar saja untuk beribadah dan berdoa.
Hal ini pun sebenarnya
juga merupakan penyakit kronis yang menimpa kita, umat Islam. Malam-malam pertengahan
ramadhan dihadapi dengan lesu kemudian memforsir diri di malam sepuluh terakhir.
Dengan berdalih karena mengejar “parcel” Allah tersebut yang kita tidak tahu
masa tentu kedatangannya. Hal ini sebenarnya kadang menyebabkan kita lalai dan
terlepas akan keutamaan bulan ramadhan sendiri yang datang setahun sekali.
Terlepas dari itu,
malam lailatul qadar memang malam yang mulia. Inilah “parcel” Allah yang
diberikan pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan melakukan amalan saleh. Orang
yang mendapatkan “parcel” Allah ini hatinya akan senantiasa diliputi rasa
bahagia. Seperti ayat kauniyah Allah yang sering kita saksikan sebagai negara
agraris, padi semakin berisi maka akan semakin merunduk. Begitu pulalah kita
sebagai hamba Allah yang mendapatkan keistimewaan lailatul qadar, ia akan
menjadi manusia yang semakin baik, ia akan semakin memperbanyak sholatnya,
dzikirnya, sedekahnya, tilawahnya, dan bentuk-bentuk ibadah yang lainnya.
Untuk mendapatkan
“parcel” Allah ini, kita tidak boleh hanya menunggu dan berleha-leha. Kita
harus bersungguh-sungguh dalam beribadah pada Allah dengan menjauhi segala
bentuk dosa dan maksiat. Selain itu, kita juga bisa melakukan i’tikaf,
menghidupkan malam dengan qiyamul lail, dzikir dan tilawah al-Qur’an,
bersedekah, memperbanyak doa memohon ampun dan keselamatan Allah.
Malam lailatul qadar
ini merupakan bonus akhirat kepada umat Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadhan,
selain bonus pahala yang dilipatgandakan. Lengkap sudah bonus Allah kepada
hamba-hamba-Nya di bulan ramadhan ini, tinggal kita mau berusaha mendapatkannya
atau tidak. Satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa bonus atau “parcel” Allah
tidaklah diundi, tidak diperuntukkan bagi suku, golongan, atau ras tertentu
saja melainkan diperuntukkan bagi setiap orang yang mau mendapatkannya dengan
usahanya masing-masing. Semoga Allah memudahkan jalan kita menuju ridho-Nya.
Aamiin.
Note:
Jawapos (Radar Solo) edisi senin, 29 Juli 2013
0 comments:
Post a Comment