Jiwa Yang Bergejolak - Iri Padamu

Jiwaku bergejolak lagi. Penyakit hati itu menyerang lagi. Iri. Ya, aku iri padanya yang selalu bisa merasa bahagia. Aku iri padanya yang selalu beruntung. Aku iri padanya yang selalu banyak aktivitas bermanfaat. Aku iri padamu. Aku ingin pula sepertimu. Tapi, fisikku? Keterbatasan ini menghalangiku. Kau tau? Jiwaku kini bergejolak dahsyat. Iri hatiku semakin menggebu-gebu. Sungguh, dari dulu aku iri padamu dan ingin sepertimu. Aku ingin bisa jadi insan yang aktif dan bermanfaat sepertimu. Ingin mencapai kesuksesan dan prestasi yang gemilang seperti yang kau raih saat ini. Aku juga telah berusaha keras semampuku, tapi aku tak seberuntung kau. Aku ingin menyeimbangimu. Tapi kau selalu mampu meninggalkanmu. Aku ingin menyusulmu. Tapi kau kayuh kendaraanmu lebih cepat. Aku ingin menyamaimu, aku iri padamu, hatiku bergejolak. Inginku bersamamu menembus asa itu.
Cita-citaku dan kau memang berbeda. Kita tak mungkin sama-sama. Tapi paling tidak aku ingin meraih harapanku, sama sepertimu yang telah mewujudkan harapan-harapanmu. Kenapa kau selalu mampu mewujudkannya? Aku ingin sepertimu, kawan. Ajari aku!

Kau tau?
Kau selalu mampu menghipnotisku dan selalu membuatku terpana. Aku mengagumimu. Kau sungguh keren mempesona. Kau inspirasi bagi hidupku, meski kadang kau sakiti hatiku. Tapi rasa kagumku padamu tak kan pernah musna apalagi sirna. Tak kan pernah pudar, kawan. Kau inspirasiku.

Apa aku yang merasa lemah saja hingga kutak mampu menyusulmu? Berarti aku perlu berbenah diri. Menagguhkan diriku agar kelak aku bisa menyusulmu. Mengukir asa di atas sana. Menggapai cita, menggenggam harapan dan impian. Kawan, tunggu aku ya!

Aku yakin aku bisa menyeimbaingimu. Aku mampu menyusulmu. Dan kita akan bersama bergandeng tangan selalu.
Bismillahirrohmanirrohiim.
Semoga Allah meridhoi langkahku dan mengampuni iri di hatiku.
Aamiin...

0 comments:

 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters