Semenit Bertemu Lima Jam Menunggu

Ternyata masih sangat menyakitkan saat ia(sang gadis) bertatap muka dengannya(sang pemuda). Aku kira akan biasa-biasa saja. Ternyata salah. Ia malah menangis. Cengeng sekali untuk urusan yang sepele. Eh, lebih dari sepele ding untuk ukurannya. Tapi aku salut. Ia bisa membendung airmatanya dihadapannya. Hebat.

Rabu, 4 Mei 2011, Pukul 14:45
“Bisa gak? Kalau gak bisa ya udah kita ketemu di kampus aja!” Begitulah bunyi SMS yang dikirimkan seorang gadis pada seorang pemuda setelah menunggu 5 jam.
Bayangkan! 5 jam waktu yang tidak singkat. Lama dan panjang apalagi bagi seseorang yang menunggu sendirian tanpa teman. Hanya ditemani buku dan orang-orang yang berseliweran di dekat gadis itu.
“Maaf. Aku sudah sampai tapi, aku langsung pulang gak bisa masuk ke toko. Kamu bisa keluar sebentar?” Inilah kira-kira SMS balesan dari pemuda itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Aku masih lama disini. Maaf kamu bisa masuk saja?” Jawab gadis itu membujuk agar pemuda itu masuk ke toko, berbohong demi mengobati rasa kangennya.
“Aku gak bisa. Aku langsung pulang. Sebentar aja! Keluar bentar!”
“Ya sudah, aku pulang sekarang aja,” Kecewa hati sang gadis. Sungguh sangat kecewa. Kecewa berat.
Gadis itu pun keluar dari sebuah toko buku dengan perasaan kecewa. Airmata pun menetes. Tapi segera ia hapus, takut kalau-kalau pemuda itu melihat bulir permata bening itu.
“Assalamu’alaikum,” Sapa sang gadis lirih, sedikit serak menahan bulir-bulir airmata pecah, tersenyum lamat-lamat lalu redup.
“Wa’alaikumsalam,” Balas sang pemuda, tersenyum tipis.
“Ini bukumu. Makasih ya,” Kata sang gadis sembari memberikan 5 LKS Bahasa Jawa.
“Iya. Ini bukumu. Makasih juga ya!” Ujar pemuda itu sambil memberikan buku SNM-PTN IPA, wajahnya agak sumringah lantas kembali tersenyum tipis.
“Ya udah aku pulang sekarang ya! Maaf,” Lanjut pemuda itu tanpa memperhatikan raut muka sang gadis yang sangat kecewa.
Tanpa basa-basi lagi pemuda itu langsung meninggalkan Sang gadis. Sang gadis pun langsung melengos seketika, ia sebal. 5 jam menunggu sendirian, menahan rasa sakit(Sang Gadis sebenarnya sedang sakit), menahan rasa lapar ternyata hanya dibayar dengan pertemuan yang tak seberapa. Bayangkan! 5 jam menunggu hanya semenit bertemu. Bayangkan!
Akhirnya setelah gadis itu sampai di sebuah halte bus, ia tak kuasa lagi membendung bulir-bulir bening permatanya. Berjatuhan sudah semua, tumpah ruah bersama rasa kecewa. Bukan kecewa menunggu 5 jam, Bukan. Lebih tepatnya, ia kecewa ternyata pemuda itu tidak peduli padanya.
¤¤¤

Untuk yang merasa kesindir maaf yach! Hehe, aku lagi ngebet pingin  nulis soalnya. Tapi satu-satunya inspirasi ya ini. maaf buanget ya kawan! ^^
Jangan diambil hati! Ini kan Cuma fiktif belaka. Kisah nyata dengan embel-embel maksudnya. Tapi lebih banyak nyatanya. Hehe…Hihi…Hoho…Haha…Huhu…eeennggg…


0 comments:

 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters