Labels: , ,

Kelabu Hatiku

Malam ini tampak suram,
pandanganku kabur,
mungin oleh linangan airmataku,
berhamburan, hingga kacamataku mengembun

yang terlihat hanya warna putih: bercak-bercak
tissue pun tak mampu untuk membersihkannya
noda itu telah membekas
sulit tuk menghilang

seperti luka yang kau goreskan
jua akan terus membekas,
sekuat apapun kau coba untuk menyikatnya
memerbannya, atau bahkan menjahitnya

luka telah menjadi luka
goresan terlanjur menjadi ukiran
kau pahatkan luka, dan itulah ukiran: hiasan yang kau hadiahkan untuk mengoyak-ngoyak hatiku yang kelabu

Note: 
Cemburu mengubah hatiku yang ungu menjadi kelabu-21 Oktober 2013

0 comments
Labels: ,

Bicara Lewat Senyumku yang Palsu

Terkadang lisan ingin mengutarakan apa yang hati rasakan.
Bergejolak.
Namun, kucoba sekuat mungkin menahan.
Biarlah kini lisanku diam.
Istirahat dari suara-suara penuh "kecemburuan"
Aku tak mau mengumbar kata itu lagi.

"Cemburu"???
Nadanya sinis berkata kepadaku.
Nada-nada itu terus berbunyi bagai cicit burung di telingaku.

"Cemburu" katamu?
Tanyanya lagi padaku.
ANEH!
Tak ada orang di sampingku,
binatang pun tiada
Dari mana asal suara itu?
Aku terus mencarinya:
kutengok ke kanan dan ke kiri
tapi, tiada saiapa-siapa

Huuust,,,
tunggu sebentar...
mungkin hatiku coba berbicara
namun, lisanku tak kuasa berkata-kata

CEMBURU
CEMBURU
CEMBURU

Kata-kata itu terus memenuhi telingaku,
suara itu lebih dahsyat dari petir

Oh, TIDAAAK!
Cobaku berteriak, namun aku hanya bungkam
membisu
tak bersuara
hanya rintihan dari dalam
dilanjutkan lelehan bening dari kedua bola mataku

Kemudian, datang sosok
menyapaku dalam lukaku
dalam bisuku 
berkata "Tak apa, sayang. Aku mencintaimu."

Aku tak tahu 
makna kata-kata itu,
tak tahu hitam atau putihnya,
tapi yang pasti kucoba tersenyum
di hadapannya

walau hanya sebuah senyuman palsu


Note: Hening Malam Penuh Cemburu-Sragen, 21 Oktober 2013

1 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters