Labels: ,

KISAH KESETIAAN SEPASANG KEKASIH


Siang ini sangat terik. Sinar matahari menyengat kulit-kulitku meski sudah kututupi dengan jaket tebal dan jilbab lebar. Siang ini sungguh sangat panas, sepanas hatiku yang sedang merasakan sebuah kekecewaan karena sebuah kesetiaan yang ternodai. Siang ini selepas kuliah, kubawa sepeda motorku melaju ke kost. Ingin kulepaskan semua kesedihanku di sana.
Namun, di pinggir jalan aku melihat sepasang kekasih. Mungkin bagi orang-orang, mereka tidak berarti. Tapi bagiku, mereka sangat berarti dan penting. Sepasang kekasih yang membuatku sangat kagum hingga aku menangis di jalan sembari mengendarai kuda besiku. Semenjak pertama kali aku bertemu mereka waktu aku masih mengenakan seragam putih abu-abu. Aku kagum pada sepasang kekasih itu. Waktu itu, aku bertemu mereka di sebuah angkutan umum. Mereka naik berdua, saat itu aku terpaksa harus memberikan tempatku untuk sepasang kekasih itu. Mereka selalu bersama, bergandengan tangan. Hal yang sama aku temui saat ini. Sepasang kekasih itu masih terus bersama, memadu cinta, memadu kasih. Masih tepat sama, mereka bergandengan tangan. Sebuah kesetiaan yang tidak lekang oleh waktu, aku kagum pada sepasang kekasih itu. Aku bangga pada mereka masih bisa mempertahankan cinta hingga sekarang. Hal yang saat ini tidak aku miliki
Akankah suatu saat aku dan kekasihku kelak akan memiliki kesetiaan seperti itu? Aku ingin mengungkapkan kekagumanku pada mereka tapi ketika aku ingin bersua dan mengungkapkan hal itu, mereka tidak bisa aku temui.
Kakek-nenek yang memadu kasih cintanya dengan berjualan kemucing, berjalan berkilo-kilo meter. Nenek yang menggandeng suaminya yang buta. Masya’allah, aku ingin menitikkan air mata.
Allah, karuniakanlah kepada mereka (sepasang kekasih itu, kakek-nenek) kebahagiaan. Aamiin.

0 comments
Labels: ,

Definisi Cinta dan Cinta

CINTA adalah untaian huruf yang senantiasa membuat jiwa-jiwa yang merasakannya dimabuk kepayang. Cinta adalah anugerah tapi juga musibah, tergantung sikap kita dan bagaimana cara memaknai sebuah "CINTA" yang bercokol di hati kita. Semua orang, setiap jiwa pasti merasakan cinta bahkan seekor ayam sekali pun.

Cinta... dengan bermacam definisi yang menyertainya. Ada yang mengartikan cinta itu "sempit" sebatas rasa tertarik dengan lawan jenis. Namun, ada juga sang pasien cinta yang memandang cinta itu luas, seluas jagad raya bahkan lebih luas.

Cinta...
sebuah kata yang tak akan pernah habis dibahas...

"Ya Allah, Sang Pemilik Cinta sejati, terima kasih telah menganugerahkan cinta dan memberikan cinta pada hamba-Mu yang rapuh ini. Tanpa cinta-Mu, hamba bukan siapa-siapa. Tanpa cinta-Mu, hamba tak mungkin tercipta."

"Allah, jaga hatiku agar hatiku selalu cenderung pada-Mu, Pemilik cinta haqiqi."

"Allah, teguhkan cintaku pada-Mu dan jauhkan hamba dari cinta makhluk yang mengelabui."

"Allah, cintakan aku pada sesuatu yang jua Engkau cintai"

Allah...
Allah..
Allah...

Cintakan aku pada-Mu
selalu
senantiasa
selalu
selamanya....


0 comments
Labels:

Antara Harta dan Cinta

Aku mencintaimu

TULUS...
Bukan karena materi semata...
Aku mencintaimu...

IKHLAS
Bukan karena harta...
Aku mencintaimu...

TERUS
Tak lekang oleh waktu...
Tak pupus karena itu
"Harta" yang melulu

Aku mencintaimu
dan sangat mencintaimu...
meski tanpa harta

Bagiku...
cintamu cukup berharta bagiku

Di mataku
"CINTA"mu adalah harta yang sangat berharga

Di dadaku
namamu tertulis dengan tinta emas...
terpahat
dan itulah harta karun yang tak ternilai harganya...
mahal
dan itulah HARTA yang sesungguhnya...

Aku mencintaimu
dan kau harus mencintaiku
bukan karena harta
tapi karena cinta adalah harta...

0 comments
Labels: ,

Anak Pertama


Teringat ketika kanak-kanak, ketika mendengar musik India. Hati tergerak untuk segera mengambil selendang dan berjoget mengikuti irama. Menari-nari seperti tiada beban, tanpa dosa yang bergelantungan dan ceria tiada tara. Menari-nari riang dengan senyuman yang mengembang, tidak ada rasa malu sedikit pun. Huft, masa kanak-kanak yang tidak pernah terlupakan. Masa yang indah. Masa di mana belum mengerti akan amanah dan tanggung jawab.

Ingin rasanya kembali ke masa itu. Ceria dan selalu dimanja. Bahagia dan selalu dicumbu mesra oleh ayah-bunda. Kini? Semakin dewasa justru semakin merana. Karena apa? Tugas dan tanggung jawab yang dipikul semakin banyak. Ditambah lagi hidup sebagai anak pertama, kakak dari adik-adikku. Terasa semakin berat saja. Keteladanan? Ya, sebuah keteladanan yang harus kuberikan kepada mereka. Kehati-hatian dalam bertindak harus sangat diperhatikan, karena semua akn dilihat dan dijadikan contoh.

Anak pertama sebagai tolok ukur berhasil atau gagalnya orangtua mendidik anak-anaknya. Anak pertama yang selalu dijadikan ukuran dari segala bentuk sebab dan akibat. Anak pertama. Ya lagi lagi anak pertama. Aku anak pertama sebagai mahasiswa. Dirasa masih kanak-kanak, tapi tahukah kamu bagaimana rasanya sebagai anak pertama yang hidup di desa sekaligus sebagai mahasiswa? Mahasiswa di desaku sangatlah jarang bahkan akulah satu-satunya dari generasiku. Dan ini adalah tanggung jawab yang besar bagiku, mengingat kata-kata "Bali deso, bangun deso"

0 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters