Labels:

Mata Cinta



Lagi-lagi berawal dari sepasang bola mata, pandangan yang merasuk dalam dada. Membelenggu relung-relung jiwa dalam nada-nada cinta. Dan lagi-lagi membahas persoalan cinta. Sebuah topik yang tak pernah lengkang oleh usia, tak pernah habis diutarakan, ditulis atau dilaksanakan. Sebab katanya, cinta adalah kata abadi. Dan konon katanya, Sang Khaliq menciptakan makhluk-Nya dengan kecintaan.
Aku rindu akan cinta itu, katanya dalam senandung lagu ciptaannya.
Biar kuceritakan soal cinta padamu.
Cinta itu selalu memberi dan menenangkan. Cinta seorang ibu pada anaknya. Cinta itu selalu menemani dan penuh dengan janji suci. Seperti sepasang merpati yang mengadu janji kala itu, tak pernah mengingkari. Cinta itu pengorbanan, bahkan pengorbanan dengan jiwa atau nyawa sekalipun, seperti seekor belalang ketika bercinta, yang jantan rela menyerahkan hidupnya pada sang betina. Cinta itu keikhlasan, seperti seorang ibu yang mengandung calon anaknya selama Sembilan bulan sepuluh hari.
Cinta itu madu.
Cinta itu adalah warna merah muda, warna percampuran putih dan merah.
Cinta itu rasa. Asin, manis, pahit, pedas adalah rasa-rasa cinta.
Cinta itu gado-gado,
Cinta itu kopi, yang mengandung kafein. Setiap penikmatnya pasti ingin selalu meneguknya.
Cinta itu ibarat coklat, yang manis tapi pahit, membuat orang tenang tapi kecanduan.
Cinta itu tersusun dari lima fonem dan membentuk satu morfem bebas, dengan makna yang sangat-sangat-sangat luas.
Cinta…
Hmmm…
Setiap makhluk pasti memiliki rasa cinta karena memang kita dikaruniai sepasang bola mata dan segumpal daging dalam dada, HATI.
Setiap makhluk pasti pernah merasakan nikmat dan sengsaranya cinta.
Cinta, ada tangis dan ada tawa
Ketika ada tawa dan canda tak akan seru jika tak diselingi dengan air mata.
Oh, lagi-lagi berkaitan dengan mata.
Cinta dan mata…
Apakah itu?
Kalau mata dan cinta?
Hmmm…
Mata adalah indera manusia yang dipergunakan untuk melihat, memandang, menonton, melototin orang, memandang, mengintip, melirik.
Ada pepatah yang berkata, Dari mana datangnya cinta, dari mata turun ke hati.
Memang benar… ketika kita melihat atau menelisik pada ayat suci Al-Qur’an, surat cinta-Nya yang abadi nan haqiqi.
Dalam surat cinta-Nya QS. An-Nuur ayat 30 dan 31, bahwa kita diperintah untuk menjaga pandangan.
Pandangan, lhooo?
Waaah, itu mah berurusan dengan mata. Maka biar cinta kita tetap terjaga, kita harus menjaga mata, menundukkan pandangan, istilah kerennya gadhul bashar.
Yuk, bersama-sama menundukkan pandangan agar cinta dan hati kita terjaga. Berbondong-bongong atau bergotong royong akan memudahkan kita dalam melakukan hal yang berat. Mungkin bagi sebagian orang menundukkan pandangan itu berat, terbukti masih banyaknya foto-foto diri yang beredar di dunia maya. Ini menundukkan pandangan gak ya? Menjaga diri atau malah menyerahkan diri ya? Hmm…

0 comments
Labels:

PUISI CINTA "Antara"



Antara es dan salju…
Antara kapas dan batu,
Panas dan beku, kerikil dan debu, putus dan bersatu.
Itulah bedanya ia denganku.
Bagai langit dan bumi yang tak pernah bersatu
Namun saling membantu
Itulah CINTA…!

Ketika tidak bisa memiliki, tetaplah tegar karena semua itu adalah ketentuan terbaik bagimu.
Tak usahlah bersedih tak dapatkan hatinya,
Masih ada Ia yang kan selalu memberi hati dan cintaNya untukmu,
Selalu dan selamanya.
CintaNya haqiqi,
Cinta yang tak pernah mati dan tak pernah menyakiti.

*Puisi ini kupersembahkan untuk seseorang yang telah pergi dari hatiku. Selamat jalan cinta! Semoga engkau bahagia bersamanya. Semoga Allah, Sang Pemilik Cinta Haqiqi selalu mencintaimu dan mencintainya. Semoga engkau selalu dalam lindungan-Nya. Semoga ridho-Nya selalu menaungi langkah-langkahmu.


0 comments
Labels: ,

INDERA CINTA


Semua berawal dari cahaya yang masuk menuju kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor, retina kemudian dilanjutkan ke saraf optik dan kemudian diproses di lobus osipetal. Seraingkaian jalur-jalur itu mengubah cahaya menjadi sebuah bayangan yang diproses ke dalam otak, lalu tak lama kemudian menjelma menjadi sebuah benda yang terlihat indah. Itulah keajaiban indera kita yang tertempel pada dinding-dinding kepala, melengkapi wajah kita yang ayu atau tampan.
Awal sebuah dari itu semua memberikan reaksi pada organ lain. Ketika mata telah dirasuki, kemudian otak telah dipengaruhi, selanjutnya adalah hati yang akan diperangi. Maka harus hati-hati membentuk pertahanan. Perlu menyiapkan panglima yang tangguh, dan pasukan-pasukan yang pantang menyerah. Membuat benteng yang kokoh agar tak mudah rubuh.
Dari kornea, saraf otak, kemudian hati. Hati tempat cinta berlabuh.
Ada bermacam-macam hati. Ada yang lembut bagai salju, ada juga yang keras bagai batu. Hati-hati pada cahaya yang membawa virus pink. Ia akan mencoba menghancurkan sistem saraf otak osipetal, dan perlahan-lahan mulai mendobrak gerbang istana hati kemudian memporak-porandakan dan mencuri mutiara yang ada di dalamnya. Mutiara yang sangat mahal. Hati yang keras belum tentu bisa bertahan. Ingatkan ketika air yang menetes di atas batu secara terus-menerus, kemudian membuat batu itu berlubang? Begitu pula, halnya hati yang keras ibarat batu itu, jika dijejali dengan virus pink yang memabukkan mungkin lama-kelamaan akan luluh juga. Namun berbeda ceritanya ketika hati telah memiliki kekuatan penuh, panglima tangguh, dan pasukan tak mudah menyerah. Hati yang telah memiliki pertahanan seperti itu akan memfilter apa-apa yang akan memasuki istana, ia akan memilih virus cinta yang positif, seperti cinta padaNya yang haqiqi.
Ini adalah gambaran dari hati seorang manusia yang senantiasa mengenal cinta dan membutuhkan cinta juga member cinta. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa yang namanya CINTA atau virus pink tidak dapat dipisahkan dari makhluk-Nya, entah manusia atau binatang. Bahkan, binatang yang buas sekalipun seperti singa atau buaya akan selalu menjaga anaknya dengan cinta dan kasih sayang.
Seringkali mungkin kita menjumpai cinta karena terpentok pandangan mata. Kecantikan atau ketampanan fisik mengundang mata untuk memprosesnya ke dalam hati seseorang. Namun, hati yang memiliki pertahanan kuat dan pengetahuan tak akan segampang itu memilih cinta hanya lewat ketampanan dan kecantikan fisik. Hati yang kuat akan memilih hati yang kuat pula, dan itu alamiah. Bahkan dalam kalam-Nya yang suci juga telah disebutkan bahwa laki-laki yang baik itu untuk perempuan-perempuan yang baik pula begitu sebaliknya perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Dan tolok ukur dari baik adalah segumpal daging yang ada dalam tubuh manusia, hati.

0 comments
Labels:

Galau Gara-gara Valentine's Day? Gak Banget

Katanya bulan februari itu bulan yang penuh dengan rona pinky-pinky, karena di bulan itu ada hari yang dinamakan Valentine’s Day. Valentine’s Day diperingati setiap tanggal 14 Februari. Orang Indonesia dan orang-orang di seluruh belahan dunia merayakan hari ini sebagai hari kasih sayang. Momen Valentine’s Day ini dirayakan dengan acara saling memberi coklat pada orang yang dicintainya sebagai simbol rasa cinta. Valentine’s day juga digunakan sebagai sarana untuk ajang tembak-tembakan, maksudnya sebagai momen hari untuk mengungkapkan cinta pada lawan jenis, lalu setelah itu pacaran dech.

Nach, sebagai seorang muslim apakah kita harus ikut-ikutan acara begituan? Galau dibilang gak gaul gara-gara gak mau ikutan? Padahal nich yach, Valentine’s day itu hari rayanya umat nasrani. Boleh gak sich hanya sekedar memberi ucapan selamat atau menerima coklat pemberian?

Sebelum ke arah sana, alangkah lebih baiknya kita menengok bagaimana sejarah Valentine’s day. Sebenarnya banyak sekali versi yang mengisahkan tentang sejarah Valentine’s day, tetapi kali ini hanya akan diungkapkan beberapa versi saja ya, insya’allah sudah menyangkut semuanya kok karena pada intinya sama.

Versi pertama, Valentine’s day itu diduga berasal dari sebuah perayaan Lupercalia, yaitu sebuah rangkaian perayaan upacara pensucian terhadap dewi cinta, Juni Februata pada masa Romawi kuno. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis dalam kotak. Kemudian, setiap pemuda mengambil nama-nama itu secara acak, dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangan laki-laki itu selama semalam suntuk untuk ‘bersenang-senang”. Ketika agama Kristen katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan memperbaharuinya dengan nuansa kristiani. Agar lebih mendekatkan lagi dengan ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Lupercalia ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s day untuk menghormati St. Valentine, seorang pendeta yang mati pada 14 Februari.

Versi kedua, konon dahulu ada seorang pendeta bernama Valentine. Ia adalah pendeta yang melayani Kaisar Claudius II. Suatu ketika, Kaisar Claudius II mewajibkan para pemuda untuk militer. Semuanya wajib militer dan tidak boleh menikah selama masa wajib militer tersebut. Tetapi kemudian St. Valentine diam-diam menikahkan beberapa pasangan muda-mudi. Perbuatan St. Valentine diketahui oleh Kaisar, dan akhirnya St. Valentine dihukum mati pada tanggal 14 Februari.

Nach, sekarang kita sudah mengetahui beberapa sejarah dari Valentine’s day. Tidak ada sangkut-pautnya sama sekali dengan Islam, bukan? Bahkan telah disampaikan tadi bahwa Valentine’s day adalah hari rayanya umat kristiani. Kita tidak boleh merayakannya.

Kita umat Islam dilarang meniru  ritual, ibadah, atau perayaan agama lain. Hal ini telah diperintahkan Allah Ta’ala dalam kalam-Nya yang suci, QS. Al-Kafirun ayat 6, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Rasulullah pernah bersabda,” Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia menjadi bagian dari mereka.” (Abu Dawud).

Jadi, walaupun hanya sedikit sekali seperti memberi ucapan selamat, memberi sepotong bahkan secuil coklat, hukumnya tetap sama, HARAM. Sempat tergelitik oleh sebuah pertanyaan teman, “Kalau memberi coklat di hari itu dengan niat shodaqoh bagaimana?” Wah, wah, wah, kok malah diniatkan shodaqoh segala. Kalau mau shodaqoh mengapa nunggu hari valentine? Di hari-hari lain kan boleh, tidak usah harus menunggu tanggal 14 Februari. Semua hari kan baik untuk momen shodaqoh. Shodaqoh pun tak hanya harus dengan coklat, tetapi bisa dengan uang atau senyuman.

Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak halal bagi umat Islam meniru apa saja yang merupakan ciri khas hari raya orang kafir, baik makanan, pakaian, mandi, menyalakan api, meninggalkan kegiatan keseharian baik pekerjaan maupun ibadah, dan tidak boleh melakukan makan-makan, memberi hadiah, atau menjual barang-barang yang dipakai untuk merayakan hari besar mereka, tidak boleh juga membiarkan anak-anak ikut bergembira atau berpakaian yang bagus. Pada waktu hari raya orang kafir, umat Islam tidak boleh melakukan acara khusus, akan tetapi melakukan aktivitas sebagaimana hari-hari biasa.” (Majmu’ fatawa 52/923).

Abu Hafsh al Hanafi berkata, “Barangsiapa yang menghadiahkan sebuah telur kepada orang musyrik karena mengagungkan hari raya mereka, maka telah melakukan tindak kekafiran.” (Fathul Bari 2/315).

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, “Memberi ucapan selamat terhadap ritual orang kafir yang khusus mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram.”

Subhanallah, sampai sedetail itu para ulama menyikapi perihal hari perayaan orang non Islam. Hal ini memang sangat penting karena menyangkut aqidah kita. Aqidah kita tidak boleh kecampur atau bahkan teraduk-aduk bahkan menyatu, jangan sampai.

Tapi anehnya banyak orang muslim yang mengucapkan selamat hari valentine, memberi cokelat pada orang muslim juga. Lebih aneh lagi, orang-orang muslim merayakan valentine’s day secara besar-besaran, mewah-mewahan, dengan penuh gemerlap, lagu-lagu diplay, astaghfirulloh.  Apalagi Valentine’s day sudah menjadi ajang maksiat dengan berkedok hari kasih sayang. Pada hari itu muda-mudi mengadakan pesta cium-ciuman, bahkan ada yang bertukar pasangan dan pada puncaknya berujung pada perzinahan. Dobel dech dosanya, berkuadrat-kuadrat, na’uzubillah mindzalik.

Orang-orang muslim tanpa sadar telah mengikuti millah  mereka. Lihat saja, menjelang hari natal atau valentine, toko-toko orang muslim menjual berbagai macam aksesoris untuk perayaan-perayaan itu, tak lupa juga exbanner besar yang bertuliskan “SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU”, “SELAMAT HARI VALENTINE”. Memang orang-orang kafir itu tidak pernah berhenti sampai umat muslim mengikuti millah atau agama mereka. Jadi kita harus berhati-hati, dan kita harus perkuat aqidah dengan terus menambah ilmu agama kita.

Kita sebagai umat muslim, usahlah galau gara-gara dibilang kuper tidak merayakan valentine’s day! Mustinya kita harus galau ketika di hari valentine’s day banyak teman kita yang mengumbar aurat, dan melakukan ajang maksiat. Yuk, kita cegah! Minimal mencegah diri sendiri dari perbuatan dosa itu. Menjadi superhero untuk diri sendiri dan kalau bisa menjadi superhero untuk yang lain juga.
Berdakwah lewat pena dan tinta! ^_^

0 comments
Labels:

JANGAN KOTORI JILBABMU!


Biar kuceritakan sebuah kisah yang insya’allah menjadi pengingat untuk kita semua sebagai seorang ikhwan, sebagai seorang akhwat yang ngakunya aktivis dakwah, sebagai seorang muslim, dan sebagai insan ciptaan-Nya.
30 Oktober 2012
Hari ini aku dikejutkan dengan sebuah folder di flashdisk temanku yang sengaja aku pinjam untuk menyimpan tugas karena pada waktu itu aku baru saja kehilangan flashdisk kesayanganku. Aku melihat foto-foto yang tidak pantas ada dalam flashdisk itu, bukan sebuah foto pornografi, tapi bagiku lebih menakutkan dan menyeramkan dibanding dengan melihat foto pornografi. Sungguh, aku tidak sengaja melihatnya. Awalnya aku kira foto-foto itu hanyalah virus dari internet karena memang flashdisknya baru saja aku tancapkan di komputer umum di perpustakaan kampusku. Tapi ternyata bukan. Itu foto asli, foto yang membuat hatiku teriris-iris dan ketar-ketir.
Foto itu membuatku tak berdaya, marah, emosi, sedih, rasa bersalah, menyesal, semua perasaan itu berkecamuk dalam hatiku. Aku benar-benar tidak bisa membendungnya hingga akhirnya aku melelehkan airmata dari dua bola mataku. Kemudian, ada seorang sahabatku yang menghampiriku di kamar kostku, menanyaiku kenapa kamu menangis. Aku hanya beku, membisu, tak berkata sepatah kata pun. Aku hanya bisa menatap foto-foto itu. Dengan tanggap salah satu sahabatku itu menengok laptopku yang menyala, dan ia pun langsung terkulai lemas menyaksikan foto-foto itu. Kemudian kami berdua menangis berdua, dalam kelamnya dan dinginnya malam.
Astaghfirulloh.
Berkali-kali kami mengucap istighfar menyaksikan foto-foto itu, antara percaya dan tidak. Laki-laki itu memang sudah dekat dengannya sejak SMP. Mereka selalu bersama, bahkan mereka sudah menganggap satu sama lain saudara. Namun, aku menangkap ada hal lain dalam hati sang laki-laki karena seringnya sang laki-laki menelepon akhwat itu.
“Telepon dari sapa?” tanyaku tempo dulu.
“Mas R”
“Owww…., kayaknya masnya kaya banget ya teleponnya standby 24 jam non stop? Emangnya kamu gak merasa terganggu?”
Si akhwat hanya nyengir.
Ketika di telepon laki-laki itu, si akhwat kelihatan sangat galak sekali seolah-olah ia tidak suka. Kalau tidak suka kenapa masih diangkat, pertanyaanku? Kenapa tidak di non aktifin aja atau bilang dengan tegas pada laki-laki itu, jangan pernah mengganggu lagi. Tapi nyatanya akhwat itu tidak melakukan hal yang demikian. Ia justru malah sering mengangkat telepon dari laki-laki itu, bahkan sekali telepon bisa berjam-jam dan sehari ada banyak telepon, belum lagi SMS-SMS yang berdatangan. Astaghfirulloh, begitu intensifnya mereka.
Kembali pada foto tadi. Aku tidak mengira kalau dia bisa melakukan hal itu. Si akhwat tidur di pangkuan laki-laki itu dan laki-laki itu memeluknya. Na’uzubillah mindzalik. Seorang akhwat dengan jilbabnya yang lebar. Sedang laki-laki itu kuliah di fakultas ilmu agama Islam.
Awalnya aku dan sahabatku tadi berpositif thinking, mungkin mereka sudah menikah. Aku mencoba meng-SMS si akhwat tersebut, menanyakan apakah dirinya sudah menikah dengan laki-laki itu, ternyata jawabannya membuatku semakin terluka. Belum, jawabnya singkat. Astaghfirulloh, berarti ia telah mengotori jilbabnya dan menanggalkan hijabnya.
Sebagai seorang teman yang melihat temannya seperti itu, apa yang kamu rasakan? Kecewa, marah, sedih, menyesal, dan  rasa-rasa yang tidak mengenakkan berkumpul di dada bukan? Menyesakkan. Kegagalan seorang teman dalam merangkul temannya.
CATATAN:
Jilbab adalah simbol ketaqwaan dan pakaian taqwa, seorang yang berjilbab sudah barang tentu harus menjaga hijab. Tetapi di zaman globalisasi yang katanya modern dan canggih, justru malah menawarkan pergaulan bebas. Mindset muslimah diubah dengan begitu mudahnya. Orang tidak bisa membedakan, mana berhijab, berjilbab, dan berkerudung. Sekali lagi karena ulah media yang mengeksplorasikan dakwah orang-orang yahudi dan nasrani. Berkerudung itu hanya menutup kepala, sedang berjilbab itu menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Berhijab? Berhijab itu menjaga hubungan terhadap lawan jenis atau hal-hal yang dilarang oleh agama. Idealnya bagi seorang muslimah adalah berhijab dan berjilbab, bukan berkerudung atau berjilbab saja.
Berjabat tangan terhadap non mahram saja tidak boleh apalagi berpelukan?
Konsekuensi muslimah yang berjilbab adalah menjaga hijabnya dan menjaga izzahnya, bukan malah mengotorinya seperti kisah tersebut. Jilbab adalah pakaian taqwa, tidak sepantasnya kita mengotorinya seperti itu. Mungkin diri kita dijadikan tauladan bagi orang lain, jadi kita harus memberikan tauladan yang baik. Intinya, jangan tanggalkan hijabmu karena cinta semu! Jangan tanggalkan jilbabmu karena nafsu!
Dukung Gerakan Hari Menutup Aurat Dunia!
Bukan dibuka tapi dijilbabi dan dihijabi! Bukan dibalut tapi ditutupi! Kenalkan pakaian taqwa yang sesungguhnya, jilbab-hijab. Tidak transparan, tidak ketat atau tabaruj, tidak menyerupai punuk unta, menutup dada, lebar, kain yang tebal, dan jangan lupa memakai kaos kaki yach! Karena kaki juga aurat ^_^

0 comments
Labels:

Televisi Selalu Mengincar Jiwa dan Agamamu!

Media massa mempunyai peran penting dalam mempengaruhi opini publik, dan salah satu media massa yang mempunyai peran terbesar dalam memberikan pengaruhnya di Indonesia adalah televisi. Televisi merupakan media yang sangat efektif dalam menyampaikan opini dan informasi, karena sifatnya yang audio-visual. Kenapa televisi? Karena masyarakat Indonesia minat baca sangat rendah, orang Indonesia cenderung memilih hal-hal yang instan dan sekaligus menjadi hiburan. Orang Indonesia paling tidak suka terhadap hal-hal yang sifatnya memberatkan oleh karena itu banyak investor asing yang menanamkan modalnya di dunia pertelevisian.

Sebenarnya tulisan ini adalah buah kekesalah saya dan buah kemarahan saya terhadap dunia pertelevisian yang selalu memojokkan Islam. Mereka sangat pintar memilih media untuk menghancurkan umat Islam dan meletakkan umat Islam dalam kekacauan yang luar biasa. Sebenarnya tanpa sadar kita telah berperang, bukan perang fisik tetapi perang pemikiran yang lebih sering disebut dengan istilah goshwul fikr.

Mereka pintar sekali memasukkan nilai-nilai kehidupan yang merusak. Contohnya dalam banyak film selalu menampilkan gaya anak sekolah yang tidak gaul tanpa pergi ke mall, tanpa pacaran. Padahal jelas-jelas yang namanya pacaran itu dilarang, sedangkan pergi ke mall untuk apa? Bukankah di sana justru malah banyak kemaksiatan?

Sekarang ini marak film-film religious dalam konteks ini adalah Islam. Tapi menurut saya, tidak ada film religious, yang ada adalah film yang berkedok religius. Ada dua tokoh yang sangat berkebalikan sifatnya, yang pertama orang miskin urakan, yang kedua orang kaya dengan penampilan keseharian memakai baju koko, berjenggot, berpeci tetapi dalam film itu orang yang beridentitas dengan keislaman malah dijadikan tokoh jahat atau antagonis. Sebaliknya, orang yang berpenampilan urakan dijadikan tokoh lakon atau tokoh protagonis. Sangat menyimpang bukan? Hal ini tidak hanya terjadi dalam satu film tetapi hampir di semua film.

Sangat-sangat menyimpang. Inilah keanehan, namun sayangnya masyarakat Indonesia tidak ada yang protes, bahkan mereka sangat enjoy dijajah dan diperangi seperti itu. Tanpa sadar nilai-nilai kekerasan yang berkedokkan Islam diserap begitu saja tanpa ada filter. Dan anehnya lagi, mengapa film-film itu lolos sensor? Dimana peran KPI?

Di luar tema religius, ada tema film anak-anak. Dalam film anak-anak ditampilkan anak yang banyak menghayal, banyak berkelakar, banyak berkelahi. Sama sekali tidak memberi pendidikan yang berarti, justru malah merusak moral. Bayangkan saja, sekarang ini banyak film anak dan lagi-lagi anak dipaksa untuk dewasa lebih awal dengan tontonan-tontonan yang menyisipkan “GAK PACARAN GAK GAUL”.

Halah, lagi-lagi televisi merusak. Makanya, di sebuah desa yang isinya adalah para ummahat. Di sana ada sebuah peraturan, yang tinggal di desa tersebut dilarang mempunyai “televisi”. Nach, ini adalah jalan yang bijak menurut mereka. Pertanyaannya yang terlontar dari seorang teman, “Lalu stress dong, hiburannya apa?” Hahahaha, saya tertawa dengan pertanyaan ini, tentu saja hiburan bagi mereka adalah surat cinta-Nya, Al-Qur’anul karim. Bukankah telah diterangkan bahwa Al-Qur’an adalah obat? Al-Qur’an bisa mengobati stress, bisa membuat hati tenang, bahkan berpahala dan lebih mendekatkan diri kita pada Allah. Tidak seperti televisi yang selalu memberi tontonan kemaksiatan. Sudah berdosa, mendapat murka Allah lagi.

Mungkin televisi akan lebih bermanfaat bila dipegang oleh orang-orang yang mempunyai pemahaman agama yang tinggi, hingga bisa digunakan sebagai sarana untuk berdakwah Islamiyah. Namun kenyataannya, televisi dipegang oleh musuh-musuh Allah, maka televisi digunakan untuk dakwah mereka, menghancurkan Islam. Mereka melakukan dakwahnya dengan segala cara dan mereka gencar berdakwah demi menghancurkan Islam, tetapi kita justru malah santai. 

“PLAAAKKK!”

Lagi-lagi aku mendapat tamparan. Apa peran kita untuk membela Islam yang selalu dipojokkan? Islam selalu diperolok-olok, difitnah, tetapi sama sekali diri kita tidak bergeming. Diam. Padahal sebenarnya, ini merupakan medan perang yang besar, bahkan mungkin lebih besar dari perang Badar. Apa kita harus rela kalah? Apa kita rela agama kita diinjak-injak? Mereka telah mendeklarasikan perang terhadap umat muslim, tetapi banyak umat muslim yang memerangi saudaranya sendiri. Mereka berhasil, kawan! Berhasil memporak-porandakan persatuan umat Islam. Kita masih saja diam? Hanya diam!

TERSERAHLAH!

Kalau bisa ikut berperang kenapa tidak? Bukankah rasulullah dan sahabatnya merupakan suri tauladan yang baik untuk kita. Rasulullah selalu menjadi panglima perang selama hidupnya, dan Abu Bakar mengorbankan seluruh harta dan jiwanya untuk tegaknya din Islam yang dirahmati Allah ini. Kita? Tetap diam? Bersenang-senang dengan menonton acara konser boyband dan girlband di televisi? Menyerahkan diri untuk mati di tangan mereka yang hendak menghancurkan Islam? IYA? 

SADAR!

Islam sangat membutuhkanmu!

0 comments
Labels: ,

Investasi Ilmu


Hal yang pertama kali muncul dibenak kita berkaitan dengan investasi adalah UANG atau HARTA (Emas, Tanah, Berlian, dan sebagainya). Pernahkah kita berpikir tentang investasi ilmu???

Menurut saya, ilmu merupakan investasi yang sangat luar biasa besar manfaatnya. Kalau berbicara investasi uang atau harta kekayaan, pasti kita juga akan membahas tentang untung dan rugi. Namun, ketika kita berbicara ilmu sebagai investasi, kita hanya akan membahas tentang keuntungan, keuntungan, dan lagi-lagi tentang keuntungan.

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.” (HR. Abu Dawud)

Kawan, beruntunglah kalian yang bisa berinvestasi dengan ilmu. Seberapa mahal pun harga sebuah ilmu, orangtua kalian rela membanting tulang agar bisa membiayai kalian dan agar kalian menjadi orang-orang berilmu. Mereka sadar, karena ilmu adalah PENTING. Ilmu merupakan salah satu bagian dari tiga amalan yang tidak akan pernah putus sampai kita mati.

Bahkan Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu beberapa derajat seperti dalam firman-Nya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! ", maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang~rang yang diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah dengan apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui." (QS.Al Mujadalah:11)

Ilmu akan selalu memberikan kemaslahatan bagi diri sendiri, keluarga, agama dan bangsa. Dengan ilmu, atas izin Allah kita akan mendapatkan segalanya.

Orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka menjadi penting ketika kita harus berinvestasi dengan ilmu mulai dari sekarang. Tidak hanya ilmu dunia tetapi juga ilmu akhirat. Kebanyakan dari kita terlalu bangga dengan ilmu-ilmu keduniawian hingga meremehkan ilmu-ilmu keakhiratan, ada juga yang terlalu bangga dengan ilmu-ilmu keakhiratan dan melalaikan ilmu keduniawian. Padahal kedua-duanya amatlah penting.

Hadits Riwayat Muslim  
”Barang siapa ingin meraih dunia, maka raihlah dengan ilmu. Barang siapa ingin meraih akhirat maka raihlah dengan ilmu. Barang siapa ingin meraih keduanya maka raihlah dengan ilmu.”

Allah pun akan memudahkan jalan menuju surga bagi orang-orang yang berilmu.

Hadits Riwayat Muslim   
”Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”

Tapi terkadang sangat disayangkan, mereka yang berkesempatan luas mendapatkan ilmu malah tanpa sadar ditolak mentah-mentah. Mereka hanya mengejar IP atau nilai dan mengabaikan sebuah proses. Astaghfirulloh. Segala macam cara dilakukan untuk mendapatkan sebuah ijazah bernilai bagus nan mentereng, mendapat gelar namun tidak memahami ilmu-ilmu itu dengan baik. 

Yuk, saatnya ubah pikiran kita tentang investasi. Investasi tidak perlu bermodalkan uang kok, cukup dengan ilmu, ilmu bisa diperoleh di mana saja dan kapan saja kan?

Bisa juga lihat di sini! 

0 comments
Labels:

On Air “Tazkiyatun Nafs”


Setiap hari senin, JN UKMI UNS mendapat jatah siaran di Hiz FM. Siaran ini merupakan bentuk kerjasama Hiz FM dengan Bidang Media JN UKMI UNS.
Seperti biasa setiap hari senin saya diberi kesempatan menjadi narasumber dialog interaktif, namun baru kali ini merasakan benar-benar siaran, walau sebenarnya sudah sering siaran. Senin, 4 Februari 2013, pukul 16.00 WIB, aku ditemani oleh mbak Hanik dan mbak Intan (Al-Es’af). Hari ini kami membahas tentang “Tazkiyatun Nafs” atau “Pensucian Jiwa.”
Sebelum on air, seperti biasa mbak Ayuk (penyiar hiz fm) membuat status di situs jejaring sosial, facebook mengenai judul materi yang akan dibahas pada dialog interaktif ini. Kemudian adalah pembukaan oleh mbak Ayuk, dan selanjutnya adalah pengantar.
Pengantar mengenai makna tazkiyatun nafs disampaikan oleh mbak Hanik. Ia menyampaikan makna tazkiyatun nafs berdasarkan makna gramatikal dan semantik. Aku takjub mendengar pemaparannya, sangat luar biasa. Memang mbak Hanik merupakan mahasiswa sastra Arab, memang sudah ahli dalam berbahasa Arab.
Kemudian giliran saya memaparkan tentang tazkiyatun nafs, karena ilmu saya masih sangat cetek maka saya membuka kepekan. Hehe… alias membaca buku. Selanjutnya adalah mbak Intan. Subhanallah, aku takjub, walau pertama kali siaran beliau sangat keren dalam menyampaikan ilmunya. Salut dech buat mbak Intan.
Di luar dugaan!
SMS berdatangan melebihi kuota, beda dari biasanya. Kalau biasanya, status di fb hiz banyak yang ngelike, dan SMS paling juga cuma dua orang. Kali ini beda, fb sedikit sekali yang ngelike dan SMSnya banyak banget.
Deg-degan?
Ya, kami sangat deg-degan karena ini tidak biasa, kami takut kalau kami tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Namun, deg-degan kami terhenti ketika membaca SMS-SMS yang masuk. Kami pun memilih menahan tawa, karena SMS-SMS yang masuk lucu-lucu, bagi kami.
Berbicara masalah “Pensucian Jiwa” memang tidak lepas dari segumpal daging yang ada pada tubuh kita, apabila ia baik, maka baiklah semuanya dan apabila ia buruk maka buruklah semuanya, segumpal daging itu adalah hati. Tidak lepas juga dengan yang namanya “CINTA.”
Banyak SMS yang datang menanyakan perihal pacaran, menikah, sampai sholat tetapi yang ada dalam pikirannya adalah akhwat sholihah. Ada juga yang SMS, “Semoga istri saya nanti sholihah seperti ukhti-ukhti yang siaran. Aamiin.”
GUBRAAKKK!
Kami berempat “tersenyum tipis” antara GR dan mengelus dada. Huft, dalam menyampaikan tentang tazkiyatun nafs, kita sudah diuji sedemikian rupa. Semoga Allah selalu melindungi kami. Aamiin.
Kami sempat ngos-ngosan menjawab SMS-SMS tersebut. Tapi kami sangat senang. JN UKMI, Dekat Bermanfaat.
Media!
Changes The World!
^_^

Jangan lewatkan siarannya JN UKMI di Hiz FM 101.7 tiap hari senin pukul 16.00 WIB. Kami sangat mengharapkan partisipasinya ke nomor 0818261014.

Silahkan didownload



0 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters