Labels: , ,

Terima Kasih Atas Ujian Ini

Hidup penuh dengan liku-liku, penuh onak dan duri, dipenuhi pula halangan dan rintangan serta ujian. Ujian berupa ujian fisik ataupun ruhani. Kadang batin tersiksa karena melihat fisik tak berdaya, kadang pula batin merana saat fisik kuat. 

Ujian merupakan sebuah keharusan, seperti yang terera pada QS. Al-Baqarah: 214, "Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” 

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Attirmidzi)

Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Al Bukhari)


Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Athabrani)


Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al Baihaqi)


Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Al Bukhari)

Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang keluar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang keluar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Athabrani)


Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)


Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al Baihaqi)


Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Athabrani) 

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Al Bukhari)

Saad bin Abi Waqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya? Nabi saw. menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai dengan itu (keras). Seseorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari)

Ujian merupakan salah satu bentuk kasih sayang yang Allah berikan pada hamba-hamba-Nya yang beriman. Namun, kita sebagai hamba-Nya selalu mengeluh jika ditimpa suatu ujian atau musibah. Aneh, ya? Diberi cinta namun malah mengeluh?

Ujian ada dua macamnya, yaitu ujian yang membuat penerimanya bahagia dan sedih, tapi pada hakikatnya semua ujian bertujuan untuk mendatangkan kebahagiaan. Allah menguji kita agar kita tegar, agar diri kita kuat. Coba bayangkan, bila kita tidak diuji apakah kita mampu melewati rintangan-rintangan yang ada? Apa kita mampu untuk naik ke derajat yang lebih tinggi? Tenang saja, Allah tidak akan memberikan ujian yang sekiranya hamba-Nya tidak sanggup untuk memikulnya. Relevansikan saja dengan sekolah. Di sekolah ada kelas-kelas, mulai dari SD, SMP, dan SMA atau bahkan bangku kuliah. Saat akan naik ke jenjang yang lebih tinggi, maka ada yang namanya ujian, baik ujian semerster atau ujian kenaikan kelas. Nach, seorang guru tidak akan memberikan soal kelas 3 SMP pada siswa-siswa kelas 1 SD kan? 

Kawan, kita mungkin sering bertanya-tanya, mengapa kita harus diuji? Allah telah menerangkan hal ini pada kita dalam QS. Al-Ankabuut:2, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" 

Dan mungkin kita sering bertanya-tanya ketika ujian datang pada kita, "Kenapakah kita tidak diuji dengan hal-hal yang baik?" Dalam QS. Al-Baqarah: 216, Allah menyatakan, "...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui." 

Ujian memang akan senantiasa datang, bahkan mungkin bertubi-tubi. Ujian yang satu belum selesai, disusul dengan ujian yang lain yang mungkin lebih berat. Lantas apakah kita boleh frustasi menghadapinya? Jangan, kawan! Lanjutkan perjuangan ini, bisa jadi ujian ini merupakan ujian kenaikan derajat. "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imraan: 139). 

Nach, kita dituntut untuk senantiasa bersabar menghadapi ujian ini,"Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." ( QS. Ali Imraan: 200). Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong, "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (QS. Al-Baqarah: 45).


Jika hati rapuh, maka ingatlah Allah!
"...Cukuplah Allah bagiKu; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya Aku bertawakkal..." (QS. At-Taubah:129).

Kita harus berterima kasih karena telah mendapatkan ujian, karena sekali lagi itu merupakan bentuk kasih sayang sang Illahi.
Alhamdulillah ya Allah atas ujian yang Engkau beri.

^_^










0 comments:

 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters