Labels:

Desah Hatiku

Menepis segala rasa gundah kutermenung di sebuah taman berkawan daun-daun kering berserakan bak musim gugur.
Menjelang temaram senja, tak kuasa pelupuk mata telah dibanjiri mutiara.
Berjatuhan.
Tanpa bunyi gemerincing, tanpa gemuruh dan riak.
Hanya sunyi sepi, tiada suara.
Hatiku pun kala itu terpaku dalam dingin ketulusan.
Mendesah tak berdesing, mendesah tak berbunyi.
Hanya mendesah dengan resah.

Tahukah apa yang mendesah dari balik hatiku?
Kenyataan.
Ya... hanya sebuah kenyataan mendebarkan seperti genderang yang ditabuh dengan kerasnya.
Berdebam.
Memar penuh luka.
Karena lagi-lagi aku terlempar dari atas sana.
Gedung pencakar langit 1000 kaki.
Remuk, hancur berkeping-keping.
tapi bukan aku...
bukan aku wahai camar yang congkak
bukan aku wahai penguasa langit biru...
tapi hatiku...
hatiku membiru kelu
membisu...

0 comments:

 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters