“NANTIKANKU DI BATAS WAKTU”
oleh:
Novitasari Mustaqimatul Haliyah
Dyah Hutami Wulandari
FADE IN
00.LAYAR
GELAP – TRADEMARK MUNCUL
CUT TO:
01.EXT.
PASAR TRADISIONAL DI PINGGIR KOTA-PAGI
Pemain: Najla dan Raihan
Suara riuh para kuli angkut, pedagang yang menawarkan dagangannya dan peluit tukang parkir, ditambah lagi suara
kendaraan sepeda motor. Najla, dengan tongkat di tangan kanan dan keranjang
penuh sayuran di tangan kiri. Dia buta.
SFX : Terdengar suara teriakan pencopet dan pengejarnya, dan
suara tongkat Najla yang terlempar.
NAJLA
(sambil meraba-raba)
Ya Allah,
dimana tongkatku.
Raihan mengambil tongkat Najla dan menyentuhkan tongkat itu di tangan
Najla. Najla mengucapkan terima kasih namun tidak ada jawaban.
CLOSE UP: Wajah Najla binggung dahinya mengkerut.
CUT TO:
02.INT.
DISKUSI MAHASISWA DI SERAMBI MASJID-SORE
Pemain: Raihan, Rozak,
Dede dan Figuran
Rapat pemuda Islam kampus, melingkar.
DEDE
Bagaimana untuk mengisi proker dari humas kita
mengadakan bakti sosial?
ROZAK
Wah, boleh juga.
Tapi kan ini sedang tidak ada bencana alam yang sangat membutuhkan pertolongan.
Paling terkena angin ribut dan itu sudah ditangani pemerintah.
DEDE
Hlo Rozak-Rozak, kamu itu bagaimana? mau menolong ya gak harus nunggu ada bencana tho?
FIGURAN
Iya bener yang dikatakan Dede. Kamu itu bagaimana
tho Zak?(beberapa
orang terkekeh).
RAIHAN
(Mengeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum)
DEDE
Bagaimana
kalau kita ke YPAC saja?
FIGURAN
Iya, boleh juga..setuju ya
teman-teman?(serentak)Yaaaa… setujuuuu…!!!
RAIHAN
Baiklah.. kita sekarang susun panitia untuk
mengadakan baksos tersebut.
Diskusi pebentukan panitia dan Raihan terpilih menjadi ketua pelaksana
kegiatan Baksos.
CUT TO:
03.EXT.
HALAMAN MASJID-SORE
Pemain: Raihan dan Rozak
Raihan hendak pulang. Ia menggenjot vespa bututnya,
tetapi Rozak memanggil Raihan membawa handphone Raihan yang ketinggalan.
SFX: Suara sepeda motor/vespa.
ROZAK
(berlari, tersungut-sungut)
Mas Raihan, handphone!
CLOSE UP: Wajah Rozak
terengah-engah.
RAIHAN
Astaghfirulloh, untung ada kamu Zak. Ini handphone
meski butut sangat berharga. Jazzakallah ya.
ROZAK
(garuk-garuk kepala)
Waiyyaka, hehe.
RAIHAN
Ya sudah, Mas pulang dulu ya!
Assalamu’alaikum.
ROZAK
Wa’alaikumsalam warohmatulloh.
Hati-hati, Mas!
RAIHAN
(sudah jalan dengan sepeda motor, melambaikan
tangan)
Ya!
CUT TO:
04.EXT.
HALAMAN YPAC QAMRAA-SIANG
Pemain: Raihan, Dede, Rozak dan Figuran
Mobil pick up putih memasuki halaman sekolah anak cacat. Raihan menyusul
berboncengan dengan Dede dan Rozak.
DEDE
Nah, ini Mas YPAC yang saya ajuin ke Mas. Di sini dihuni
kurang lebih 30 orang tapi tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah dengan
alasan belum tercatat sebagai yayasan nasional di pusat.
Raihan mengangguk-angguk, sembari memperhatikan bangunan yang hampir
runtuh.
MOVE TO: Bangunan YPAC yang temboknya retak dan catnya mengelupas.
CUT TO:
05.INT.
RUANGAN KANTOR GURU SEKALIGUS SEBAGAI RUANG TAMU-SIANG
Pemain: Najla dan Hasna
Hasna adalah salah satu murid di YPAC Qamra yang memiliki kelainan cacat
kaki dan gagap dalam berbicara. Hasna terkena polio.
HASNA
I-I-Ibu guru, ibu guru...! a-a-ada dermawan da-da-datang,
membawa banyak ba-ba-ju, makanan, dan buk-buk-ku.(lari dengan langkah yang
pincang menuju ke kantor guru)
NAJLA
Siapa
Hasna? Dermawan siapa?
HASNA
Ayo Bu Guru
ikut saja, na-na-nti Hasna tunjukkan.
(mengambilkan
tongkat Najla)
CUT TO:
06.EXT.
TERAS YPAC QAMRAA-SIANG
Pemain: Najla, Raihan, Hasna, Rozak dan
Dede
Anak-anak YPAC berebut barang-barang yang baru saja diturunkan dari mobil
oleh Raihan dan teman—temannya (Rozak dan Dede). Najla muncul dari balik pintu dengan
masih dituntun oleh Hasna. Raihan terkejut melihat Najla. Najla yang ia temui
di pasar kemarin. Raihan merasa salah tingkah.
START MUSIC: Insan Bernama Kekasih (Unic)
MOVE TO: Pohon-pohon yang
bergoyang-goyang terkena angin. Najla dengan jilbab berkibar.
Hasna berlari mengikuti teman-temannya. Najla merasakan sesuatu, merasakan
keanehan dengan kehadiran Raihan dan kawan-kawan. Raihan dan Najla berusaha
mengendalikan diri.
END MUSIC: Insan Bernama Kekasih
(Unic)
CUT TO:
07.INT.
KAMAR KOST RAIHAN-SEPERTIGA MALAM TERAKHIR
Pemain: Raihan
Raihan telah menyelesaikan shalat tahajudnya. Jam menunjukkan pukul 03.00
WIB. Raihan membuka buku agendanya. Tiba-tiba Raihan membayangkan sosok gadis
berjilbab ungu yang membawa tongkat tempo hari.
CLOSE UP: Wajah Raihan
RAIHAN
(kagum)
Cantik sekali.
Raihan kemudian tersadar lalu mengucap istighfar sembari mengusap wajahnya
dengan telapak tangan.
CUT TO:
08.EXT.
PENGABDIAN DI YPAC-PAGI
Pemain: Raihan,Najla, Pak Tomo, Figuran
Raihan turun dari motor dengan membawa berkas rekomendasi dari Rektor. Ia
berjalan di koridor YPAC. Raihan terhenti di sebuah jendela yang tebuka. Raihan
melihat Najla yang mengajar dengan sangat berwibawa. Lalu, Raihan melanjutkan
berjalan menuju kantor kepala YPAC.
PAK TOMO
Silahkan masuk nak Raihan.
Sudah bapak tunggu. Sudah bapak terima surat rekomendasimu. Bapak sangat senang
sekali ada seorang mahasiswa yang benar-benar mau untuk melakukan riset di
sini. Seperti yang nak Raihan ketahui. Bahwa di sini kekurangan tenaga
pengajar. Hanya ada tiga orang. Pak Akhsan,Najla
dan bapak sendiri. Padahal disini terdapat lebih dari 30 murid. Maklum mereka
juga dari orang-orang pinggir kota yang notabene dari golongan yang tidak
mampu.
Raihan mengangguk-angguk, semakin yakin akan pengabdiannya.
CUT TO:
09.INT.DI
DALAM KELAS-PAGI
Pemain: Raihan, Najla, Hasna dan
Anak-anak.
CLOSE UP: Wajah Raihan
RAIHAN
Assalamu’alaikum, adik-adik.
ANAK-ANAK
Wa-‘alaikum-salam-waroh-matulloohi-wabaro-katuh.
(gaya anak-anak)
RAIHAN
Adik-adik, perkenalkan
nama kakak Raihan. Kakak ingin mengabdi di sini, ingin bermain-main bersama
kalian. Bolehkan?
CLOSE UP: Wajah Najla
Najla memperhatikan Raihan dan anak-anak dengan perasaannya. Ia tersenyum,
kemudian berlalu. Raihan yang mengetahui Najla tersenyum pun kaget, lantas ia
juga tersenyum.
ANAK-ANAK
Yaaaaaaaa...
HASNA
Hayooo, kak Reihan naksir
sama kak Najla ya? (sambil senyum-senyum).
RAIHAN
Hust, Hasna. Ayo adik-adik
kita mulai permainan kita. Lihat, kakak bawa apa?
CUT TO:
10.EXT. TAMAN
YPAC-SORE
Pemain: Najla dan Raihan
Najla sedang menyirami bunga dengan selang dan kran. Najla ingin mematikan
kran yang dialiri air, namun tidak menemukannya. Raihan yang melihat itu segera
tanggap dan Raihan mematikan kran.
NAJLA
(tersenyum)
Terima
kasih. Kamu Raihan ya?
RAIHAN
(kaget)
Sama-sama. Iya, saya
Raihan. Emm, mbak Najla bukan?
NAJLA
(masih
mempertahankan senyum)
Iya.
RAIHAN
(mengangguk)
Owh...
Raihan dan Najla terdiam agak lama. Di hati mereka ada suatu gejolak.
CUT TO:
4 BULAN KEMUDIAN
11.INT. KANTOR NAJLA-SORE
Pemain: Najla, Raihan dan
Pak Tomo
Najla mengetik di komputer
khusus tunanetranya. Pak Tomo persis membuka-buka berkas laporan perkembangan
anak-anak YPAC. Najla mencurahkan segala isi hatinya. Tiba-tiba dari komputer
itu terdengar bunyi sirine, menandakan bahwa komputer yang dipakai Najla eror
dan rusak.
SFX:
Bunyi sirine mendengung.
NAJLA
(bingung)
Aduh,
kenapa komputernya?
Raihan yang sedari tadi
sibuk membaca-baca catatan akhir pengabdiannya langsung menghampiri Najla.
RAIHAN
Ada
apa?
NAJLA
Ini,
kayaknya komputernya eror.
RAIHAN
Sini
aku lihat!
Raihan melihat komputer
Najla yang masih berbunyi kencang.
RAIHAN
Mbak
Najla, kayaknya komputer Mbak terkena virus.
NAJLA
Virus? (mengkerutkan
keningnya, hingga alisnya menyambung menjadi satu).
RAIHAN
Iya, tetapi tenang. Saya
punya antivirus. Biar saya perbaiki.
NAJLA
Oh, iya
terima kasih.
Najla meraba-raba tongkat
kemudian berlalu pergi ke dapur. Raihan pun
mulai memperbaiki komputer Najla. Raihan menemukan sebuah file yang masih terbuka.
File itu berisi curahan hati Najla tentang Raihan dan perjalanan menjemput
jodoh Najla. Raihan tersipu malu, namun kagum.
CUT
TO:
12.INT. DAPUR-SORE
Pemain: Najla
Najla meraba-raba
kotak yang bertuliskan gula, teh, garam dan kopi. Ia ingin mengambil gula dan
teh tetapi keliru mengambil kotak yang bertuliskan teh dan garam.
CUT TO:
13.INT.
KANTOR NAJLA-SORE
Pemain: Najla dan Raihan
Najla kembali ke ruangan kantor dengan membawa secangkir teh hangat. Raihan dengan
tangkas menutup file tadi.Raut mukanya tersipu malu.
NAJLA
(menaruh
secangkir teh di meja)
Raihan,
ini!
RAIHAN
(masih dengan
tersipu)
Terima
kasih.
CLOSE UP:
Wajah Raihan yang keasinan
Raihan meneguk teh yang disajikan oleh Najla. Namun ia merasa aneh dengan
rasa teh yang disajikan oleh Najla.
RAIHAN
Emm,
Mbak Najla. Ini teh rasa baru ya?
NAJLA
Rasa
biasa kok, teh manis. Memangnya kenapa?
RAIHAN
Rasanya
asin. Hehe…
NAJLA
Maaf, mungkin keliru ambil garam. Bagaimana?
(tersenyum)
Beres.
CUT TO:
14.INT. KANTOR
YPAC-PAGI
Pemain: Raihan dan Pak
Tomo
Hari itu Raihan telah
dinyatakan selesai pengabdian. Ia harus kembali ke kampus untuk melaksanakan
wisuda. Raihan membereskan berkas-berkas yang akan dibawanya pulang.
PAK TOMO
Nak Raihan, sudah akrab
sekali dengan anak-anak ya? Apalagi dengan Najla. (terkekeh, menggoda).
RAIHAN
(tertegun
sambil tersenyum)
Bapak
bisa saja.
PAK TOMO
Mengaku saja. Gini-gini
Bapak pernah muda, hehe. Lamar saja!
RAIHAN
(tersenyum)
Tidak mungkin Mbak Najla
mau menerima orang seperti saya Pak. Hehe... Saya kan hanya anak seorang tukang
becak, sedangkan Mbak Najla anak seorang pemilik yayasan. Anak orang kaya.
PAK TOMO
Hati orang siapa yang
tahu? Dicoba saja!
RAIHAN
Kalau
begitu dari mana Bapak tahu hati saya?
PAK TOMO
Kalau Nak Raihan bilang
seperti itu, berarti benar kan dugaan Bapak? (tersenyum).Mending nikah dari
pada tidak bisa menjaga pandangan. Bukannya hal itu malah dosa? Ingat surah
An-Nur ayat 30-31. Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. Pandangan
adalah anak panah beracun dari anak panah Iblis. Siapapun yang menghindarkannya
karena takut pada Allah, Allah akan mengarunikannya keimanan, yang ia temui
rasa manisnya dalam hati, HR Al Hakim.
RAIHAN
(Tersipu
sambil tersenyum)
Pak Tomo berdiri mendekati
Raihan. Ia menepuk bahu Raihan.
PAK TOMO
Benar kan, Nak Raihan? Wahai para
pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kimpoi, maka
hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka
hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai
baginya, HR Bukhori-Muslim.
Raihan hanya tersenyum.
Pak Tomo kembali ke tempat
duduknya lalu membuka-buka berkas kembali.
PAK TOMO
Najla itu orang yang amat
tegar. Sempat dahulu dijodohkan oleh orang tuanya, di hari pernikahannya calon
suaminya membatalkan pernikahan itu dengan alasan tidak mau mempuyai istri yang
buta. Dia juga sempat dijodohkan oleh pamannya dengan orang Makasar, tetapi
saat waktu lamaran, calon suaminya malah menghinanya.
Raihan hanya tertegun.
Pikirannya melayang pada sebuah catatan yang ada di komputer Najla waktu itu.
RAIHAN
Pak,
saya pamit ya? (bersalaman)
PAK TOMO
Iya,
Nak. Hati-hati ya! Semoga sukses wisudanya.
RAIHAN
Aamiin.
Assalamu’alaikum.
PAK TOMO
Wa’alaikumsalam
CUT TO:
15.EXT. TERAS
YPAC-PAGI MENJELANG SIANG
Pemain: Raihan, Najla, Pak
Tomo, Hasna, dan anak-anak YPAC lain.
Anak-anak YPAC enggan
berpisah dengan Raihan. Mereka menangis dalam dekapan Najla.
RAIHAN
(dengan berat
hati)
Mbak
Najla, saya pamit ya!
NAJLA
(tak rela)
I...iya.
RAIHAN
Assalamu’alaikum
NAJLA
Wa’alaikumsalam
warohmatulloh
Raihan pergi dari YPAC. Di
depan gerbang, ia kembali menengok bangunan YPAC yang sederhana, kemudian
memandang Najla yang terlihat ikut bersedih akan kepergian Raihan. Sedang Pak
Tomo tersenyum sambil melambaikan tangan pada Raihan.
CUT TO:
SEBULAN KEMUDIAN
16.INT. RUANG
TAMU RUMAH NAJLA-PAGI
Pemain: Raihan, Ibu dan
Bapak Najla, Najla
Raihan datang ke rumah
Najla dengan maksud melamar Najla. Bapak dan Ibu Najla sangat menyetujuinya,
tetapi semua itu juga tergantung Najla. Najla datang dengan membawa barang
belanjaannya dari pasar.
NAJLA
Assalamu’alaikum.
SEMUA
Wa’alaikumsalam.
Najla merasakan kehadiran
Raihan.
IBU NAJLA
Nak,
sini! Duduk! Coba tebak siapa yang datang?
Najla menggeleng.
BAPAK NAJLA
Raihan,
Nak. Kenal kan?
NAJLA
(ragu-ragu)
Raihan?
BAPAK NAJLA
Iya,
Nak. Raihan datang ke sini untuk melamarmu.
RAIHAN
Iya, Naj. Saya ke sini
dengan maksud baik melamarmu. Apa kamu mau jadi pendamping hidupku? Membangun
keluarga yang sakinah mawadah warohmah bersamaku?
NAJLA
Raihan?
RAIHAN
Iya?
Bagaimana?
IBU NAJLA
Bagaimana,
Nak? Ibu pingin segera meminang cucu.
Najla hanya terdiam dalam
renungan.
BAPAK NAJLA
Najla?!
NAJLA
Iya,
Ayah. Kenapa?
BAPAK NAJLA
Bagaimana?
NAJLA
Emmm...
Najla terserah Ayah saja.
BAPAK NAJLA
Kalau
terserah ayah, ayah sangat merestui.
NAJLA
Tapi,Najla
buta.
RAIHAN
Yang terpenting hatimu
tidak buta, Najla. Aku inginkanmu menjadi bidadari dalam rumah tanggaku. Maka
dari itu aku beranikan diri untuk melamarmu di hadapanorang tuamu.
NAJLA
Baiklah
Mereka tersenyum bahagia
dan mengucap hamdalah bersama-sama.
CUT TO:
17.INT. RUANG
TAMU RUMAH NAJLA-3 HARI KEMUDIAN
Pemain: Najla dan Ibu
Najla
SFX: Terdengar bunyi
telepon berdering.
Ibu Najla mengangkat
telepon. Ia mendapat kabar bahwa ada pendonor untuk mata Najla. Ibu Najla
sangat bahagia.
NAJLA
Kenapa
Ibu?
IBU NAJLA
Nak, Alhamdulillah besok
kita sudah bisa mulai operasi matamu. Nanti saat pernikahanmu kamu bisa
memandangi suamimu.
NAJLA
Sungguhkah
itu Ibu?
IBU NAJLA
Iya,
Nak.
NAJLA
(tersenyum)
Alhamdulillah.
CUT TO:
18.INT. KAMAR
RUMAH SAKIT-PAGI
Pemain: Najla dan para
dokter operasi
Najla dioperasi.
CUT TO:
19.INT. KAMAR
RUMAH SAKIT-SORE
Pemain: Najla, Ibu Najla,
Ayah Najla, Dokter dan Pak Tomo
4 Hari sudah berlangsung
semenjak operasi Najla. Kini perban yang membalut mata Najla sudah bisa dibuka
oleh Dokter.
NAJLA
Ibu,
apa nanti aku bisa melihat Ibu, Ayah dan Raihan?
IBU NAJLA
(menangis)
Insya’allah,
Nak. Sabar ya!
NAJLA
Najla
sudah tidak sabar ingin melihat kalian semua.
IBU NAJLA
(tergugu
dengan air mata)
Iya
Nak.
NAJLA
Dokter mana ya, Bu? Kok
lama sekali? Najla sudah tidak sabar ingin melihat wajah Ibu.
Dokter pun datang.
DOKTER
Bagaimana
keadaanmu, Najla?
NAJLA
Sangat
baik,Dok.
DOKTER
Mari
kita buktikan!
Dokter memeriksa Najla.
DOKTER
Hmmm,
okey. Baiklah, perban sudah bisa dibuka sekarang.
Dokter membuka perban
Najla. Perlahan Najla membuka matanya. Awal pandangannya agak kabur. Lalu
lama-kelamaan menjadi jernih. Ia mencari sosok Raihan, tetapi tak ditemukannya.
Lalu pandangannya tertuju pada Ibu, Ayah dan Pak Tomo yang menangis.
NAJLA
Ibu, kenapa Ibu menangis?
Najla sudah bisa melihat wajah Ibu. Najla bahagia, kenapa kalian semua
menangis?
PAK TOMO
Yang
sabar ya, Nak!
Najla semain bingung. Ibu
Najla memeluk Najla dengan erat.
CUT TO:
20.INT. KAMAR
NAJLA-PAGI
Pemain: Najla
Hari ini hari pernikahan
Najla. Di depan cermin Najla berdandan dan bergaya. Ia sangat bahagia mempunyai
dua bola mata yang baru. Ia tak sabar inginbertemu Raihan.
CUT TO:
21.INT. RUANG
TAMU-PAGI
Pemain: Ibu Najla, Najla,
Ayah Najla, Ibu Raihan dan Ayah Raihan.
IBU RAIHAN
Maafkan kami, seharusnya
ini hari pernikahan Najla dengan Raihan.
IBU NAJLA
Iya, Bu. Kami juga tak
sanggup memberitahukan hal ini pada Najla.
Tiba-tiba Najla muncul
dari kamarnya menuju ruang tamu.
NAJLA
Memberitahukan
apa?
Sontak mereka semua yang
berada di ruang tamu kaget. Najla mengulangi pertanyaannya lagi sambil duduk di
sofa. Mereka semua terdiam dan tak ada yang menjawab.
BAPAK NAJLA
Najla
sayang, ini ayah dan ibu Raihan.
NAJLA
Owh (menjabat tangan Ibu
Raihan, dan menciumnya. Mengucapkan salam pada keduanya).
NAJLA
Raihan
mana, Bu?
Semua terdiam, dan
lagi-lagi tidak ada yang menjawab pertanyaan Najla.
NAJLA
Kenapa semua diam? Raihan
mana? Bukankah hari ini hari pernikahan Najla dengan Raihan?
Mereka yang ditanya masih
diam. Kemudian Ibu Raihan memberikan secarik kertas pada Najla. Najla membuka
kertas itu dan membacanya.
Surat itu berisi bahwa
Raihan mendonorkan matanya untuk Najla.
NAJLA
(tidak
percaya)
Tidak
mungkin! Ayah Ibu, mata ini?
Mereka semua mengangguk.
NAJLA
(menangis)
Tii...tidak mungkin. Tidak
mungin ini terjadi. Raihan masih hidup kan? Kenapa dia mendonorkan matanya
untuk Najla? Raihan tidak mungkin kecelakaan.
IBU RAIHAN
Yang
sabar, Nak. Ini telah menjadi suratan takdir.
Najla berlari ke kamarnya.
CUT TO:
22.INT. KAMAR
NAJLA-PAGI
Pemain: Najla
Najla lantas menangis
memandangi matanya, lama sekali. Lalu tiba-tiba matanya beralih padasecarik
kertas yang ada di atas meja riasnya. Ia mengambil dan membuka kemudian
membaca.
SFX: Suara Raihan membaca
surat.
SURAT:
Najla calon isteriku.
Pasti saat ini engkau sedang di depan cermin, memandangi
dua bola mata yang tampak indah di pelupuk matamu. Aku ingin melihatmu yang
tampak cantik dengan sepasang bola mata itu. Namun, maafkan aku. Aku tidak bisa
menepati janjiku padamu. Sungguh, aku tidak pernah berniat untuk
meninggalkanmu. Tapi ini telah menjadi suratan takdir kita. Aku tidak bisa
bertahan lagi. Aku harus pergi menghadapNya. Mungkin kita memang tidak berjodoh
di dunia. Sebagai gantinya, kuberikan mataku untukmu agar engkau bisa mengingatku
dan kita saling terpaut meski kini kita berada di alam yang berbeda. Najla,
Nantikanku di batas waktu. Raihan.
SOUND: Nantikanku di Batas Waktu (Edcoustik Nasyid).
Najla menangis penuh sesal
dan lara.
END