Labels: ,

Maaf, Hanya Untuk Suamiku

Akhi, maaf karena aku tak mampu menahan ini semua. Aku harus mengatakannya dengan tegas.
Akhi, sekeras apa pun kau usahakan hal itu. Aku tak bisa menerimanya.
Seberapapun engkau meminta, aku tak akan memberikannya.

Ruangan itu bukan untuk saat ini.
Mahkota di dalamnya pun akan kusembunyikan.
Kunci ini akan selalu aku jaga, akan kusimpan dan tak kan kuberikan dengan mudah.
Maafkan aku, bukan maksudku melukai hatimu.
Sungguh, jangan engkau memaksa masuk.
Aku tak akan membiarkan kau mengotori ruangan itu.
Itu ruangan spesial.
Teruntuk orang yang spesial.

Biarkan ruangan ini kosong untuk sementara.
Jangan kau isi!
Jangan kau masuki!
Jangan kau mencoba mencuri!

Bila kau ingin masuk...
Maka datanglah bukan padaku...
Meminta bukan padaku...
Tapi pada-Nya yang memiliki hatiku
Minta restu orangtuaku...

Bila Dia mengizinkan...
Maka akan kubukakan pintu untukmu dan kau boleh memasukinya...
Kau boleh miliki mahkotanya...
Namun, aku mau...
Kau masuk karena kau mencintaiNya

Sungguh, saat ini aku tak kan memberikannya...
Ini hanya untuk suamiku kelak...

0 comments
Labels:

Tinta Emas Yang Tertoreh


Wahai, jagad raya beserta penghuninya!
Dengarkanlah nyanyian hati sang pujangga teri
Teruntuk para pejuang tangguh yang berjuang untuk negeri ini
Pejuang tangguh tanpa gelar jasa
Torehkan tinta-tinta keniscayaan cahaya
Bersinar kalahkan taring sang mentari
Berkilauan indah kalahkan kilau mutiara di dasar samudera
Memberikan pencerahan dan penerangan sejati
Atas mimpi-mimpi yang terpendam dalam sanubari
Memberikan arahan di atas tonggak-tonggak kesesatan
Atas harapan-harapan yang tertunda

Dengan kacamata tembus masa
Dia torehkan tinta emas yang mengendap di dada
Membuat segala keniscayaan ini kan jadi nyata
Menghantarkan pada keabadian sang bintang
Tak mengharap balas jasa
Tak mengharap sepersenpun rupiah atas bulir-bulir bening yang menetes dari sekujur tubuhnya
Wahai dunia!
Tak akan ada jasa yang bisa mengimbangi perjuangannya
Sebesar apapun itu
Tak akan mampu membayarnya
Terimakasih untukmu
Wahai pejuang tangguh




0 comments
Labels: ,

Nantikanku di Batas Waktu



“NANTIKANKU DI BATAS WAKTU”
oleh:
Novitasari Mustaqimatul Haliyah
Dyah Hutami Wulandari

FADE IN
00.LAYAR GELAP – TRADEMARK MUNCUL

CUT TO:

01.EXT. PASAR TRADISIONAL DI PINGGIR KOTA-PAGI
Pemain: Najla dan Raihan
Suara riuh para kuli angkut, pedagang yang menawarkan dagangannya dan peluit tukang parkir, ditambah lagi suara kendaraan sepeda motor. Najla, dengan tongkat di tangan kanan dan keranjang penuh sayuran di tangan kiri. Dia buta.
SFX : Terdengar suara teriakan pencopet dan pengejarnya, dan suara tongkat Najla yang terlempar.

NAJLA
(sambil meraba-raba)
Ya Allah, dimana tongkatku.

Raihan mengambil tongkat Najla dan menyentuhkan tongkat itu di tangan Najla. Najla mengucapkan terima kasih namun tidak ada jawaban.

CLOSE UP: Wajah Najla binggung dahinya mengkerut.

CUT TO:

02.INT. DISKUSI MAHASISWA DI SERAMBI MASJID-SORE
Pemain: Raihan, Rozak, Dede dan Figuran

Rapat pemuda Islam kampus, melingkar.

DEDE
Bagaimana untuk mengisi proker dari humas kita mengadakan bakti sosial?


ROZAK
Wah, boleh juga. Tapi kan ini sedang tidak ada bencana alam yang sangat membutuhkan pertolongan. Paling terkena angin ribut dan itu sudah ditangani pemerintah.

DEDE
Hlo Rozak-Rozak, kamu itu bagaimana? mau menolong ya gak harus nunggu ada bencana tho?

FIGURAN
Iya bener yang dikatakan Dede. Kamu itu bagaimana tho Zak?(beberapa orang terkekeh).

RAIHAN
(Mengeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum)

DEDE
Bagaimana kalau kita ke YPAC saja?

FIGURAN
Iya, boleh juga..setuju ya teman-teman?(serentak)Yaaaa… setujuuuu…!!!

RAIHAN
Baiklah.. kita sekarang susun panitia untuk mengadakan baksos tersebut.

Diskusi pebentukan panitia dan Raihan terpilih menjadi ketua pelaksana kegiatan Baksos.

CUT TO:
03.EXT. HALAMAN MASJID-SORE
Pemain: Raihan dan Rozak

Raihan hendak pulang. Ia menggenjot vespa bututnya, tetapi Rozak memanggil Raihan membawa handphone Raihan yang ketinggalan.

SFX: Suara sepeda motor/vespa.

ROZAK
(berlari, tersungut-sungut)
Mas Raihan, handphone!

CLOSE UP: Wajah Rozak terengah-engah.

RAIHAN
Astaghfirulloh, untung ada kamu Zak. Ini handphone meski butut sangat berharga. Jazzakallah ya.

ROZAK
(garuk-garuk kepala)
Waiyyaka, hehe.

RAIHAN
Ya sudah, Mas pulang dulu ya! Assalamu’alaikum.

ROZAK
Wa’alaikumsalam warohmatulloh. Hati-hati, Mas!

RAIHAN
(sudah jalan dengan sepeda motor, melambaikan tangan)
Ya!
CUT TO:
04.EXT. HALAMAN YPAC QAMRAA-SIANG
Pemain: Raihan, Dede, Rozak dan Figuran

Mobil pick up putih memasuki halaman sekolah anak cacat. Raihan menyusul berboncengan dengan Dede dan Rozak.



DEDE
Nah, ini Mas YPAC yang saya ajuin ke Mas. Di sini dihuni kurang lebih 30 orang tapi tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan belum tercatat sebagai yayasan nasional di pusat.

Raihan mengangguk-angguk, sembari memperhatikan bangunan yang hampir runtuh.
MOVE TO: Bangunan YPAC yang temboknya retak dan catnya mengelupas.
CUT TO:

05.INT. RUANGAN KANTOR GURU SEKALIGUS SEBAGAI RUANG TAMU-SIANG

Pemain: Najla dan Hasna

Hasna adalah salah satu murid di YPAC Qamra yang memiliki kelainan cacat kaki dan gagap dalam berbicara. Hasna terkena polio.

HASNA
I-I-Ibu guru, ibu guru...! a-a-ada dermawan da-da-datang, membawa banyak ba-ba-ju, makanan, dan buk-buk-ku.(lari dengan langkah yang pincang menuju ke kantor guru)

NAJLA
Siapa Hasna? Dermawan siapa?

HASNA
Ayo Bu Guru ikut saja, na-na-nti Hasna tunjukkan.
(mengambilkan tongkat Najla)

CUT TO:

06.EXT. TERAS YPAC QAMRAA-SIANG

Pemain: Najla, Raihan, Hasna, Rozak dan Dede

Anak-anak YPAC berebut barang-barang yang baru saja diturunkan dari mobil oleh Raihan dan teman—temannya (Rozak dan Dede). Najla muncul dari balik pintu dengan masih dituntun oleh Hasna. Raihan terkejut melihat Najla. Najla yang ia temui di pasar kemarin. Raihan merasa salah tingkah.

START MUSIC: Insan Bernama Kekasih (Unic)

MOVE TO: Pohon-pohon yang bergoyang-goyang terkena angin. Najla dengan jilbab berkibar.

Hasna berlari mengikuti teman-temannya. Najla merasakan sesuatu, merasakan keanehan dengan kehadiran Raihan dan kawan-kawan. Raihan dan Najla berusaha mengendalikan diri.
    
     END MUSIC: Insan Bernama Kekasih (Unic)

CUT TO:

07.INT. KAMAR KOST RAIHAN-SEPERTIGA MALAM TERAKHIR
Pemain: Raihan

Raihan telah menyelesaikan shalat tahajudnya. Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Raihan membuka buku agendanya. Tiba-tiba Raihan membayangkan sosok gadis berjilbab ungu yang membawa tongkat tempo hari.

CLOSE UP: Wajah Raihan

RAIHAN
(kagum)
Cantik sekali.

Raihan kemudian tersadar lalu mengucap istighfar sembari mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

CUT TO:

08.EXT. PENGABDIAN DI YPAC-PAGI
Pemain: Raihan,Najla, Pak Tomo, Figuran

Raihan turun dari motor dengan membawa berkas rekomendasi dari Rektor. Ia berjalan di koridor YPAC. Raihan terhenti di sebuah jendela yang tebuka. Raihan melihat Najla yang mengajar dengan sangat berwibawa. Lalu, Raihan melanjutkan berjalan menuju kantor kepala YPAC.



PAK TOMO
Silahkan masuk nak Raihan. Sudah bapak tunggu. Sudah bapak terima surat rekomendasimu. Bapak sangat senang sekali ada seorang mahasiswa yang benar-benar mau untuk melakukan riset di sini. Seperti yang nak Raihan ketahui. Bahwa di sini kekurangan tenaga pengajar. Hanya ada tiga orang. Pak Akhsan,Najla dan bapak sendiri. Padahal disini terdapat lebih dari 30 murid. Maklum mereka juga dari orang-orang pinggir kota yang notabene dari golongan yang tidak mampu.

Raihan mengangguk-angguk, semakin yakin akan pengabdiannya.

CUT TO:

09.INT.DI DALAM KELAS-PAGI
Pemain: Raihan, Najla, Hasna dan Anak-anak.

CLOSE UP: Wajah Raihan

RAIHAN
Assalamu’alaikum, adik-adik.

ANAK-ANAK
Wa-‘alaikum-salam-waroh-matulloohi-wabaro-katuh. (gaya anak-anak)

RAIHAN
Adik-adik, perkenalkan nama kakak Raihan. Kakak ingin mengabdi di sini, ingin bermain-main bersama kalian. Bolehkan?

CLOSE UP: Wajah Najla

Najla memperhatikan Raihan dan anak-anak dengan perasaannya. Ia tersenyum, kemudian berlalu. Raihan yang mengetahui Najla tersenyum pun kaget, lantas ia juga tersenyum.

ANAK-ANAK
Yaaaaaaaa...

HASNA
Hayooo, kak Reihan naksir sama kak Najla ya? (sambil senyum-senyum).

RAIHAN
Hust, Hasna. Ayo adik-adik kita mulai permainan kita. Lihat, kakak bawa apa?

                                           CUT TO:


10.EXT. TAMAN YPAC-SORE
Pemain: Najla dan Raihan

Najla sedang menyirami bunga dengan selang dan kran. Najla ingin mematikan kran yang dialiri air, namun tidak menemukannya. Raihan yang melihat itu segera tanggap dan Raihan mematikan kran.

NAJLA
(tersenyum)
Terima kasih. Kamu Raihan ya?

RAIHAN
(kaget)
Sama-sama. Iya, saya Raihan. Emm, mbak Najla bukan?

NAJLA
(masih mempertahankan senyum)
Iya.

RAIHAN
(mengangguk)
Owh...
Raihan dan Najla terdiam agak lama. Di hati mereka ada suatu gejolak.
CUT TO:
4 BULAN KEMUDIAN
11.INT. KANTOR NAJLA-SORE
Pemain: Najla, Raihan dan Pak Tomo

Najla mengetik di komputer khusus tunanetranya. Pak Tomo persis membuka-buka berkas laporan perkembangan anak-anak YPAC. Najla mencurahkan segala isi hatinya. Tiba-tiba dari komputer itu terdengar bunyi sirine, menandakan bahwa komputer yang dipakai Najla eror dan rusak.

SFX: Bunyi sirine mendengung.

NAJLA
(bingung)
Aduh, kenapa komputernya?

Raihan yang sedari tadi sibuk membaca-baca catatan akhir pengabdiannya langsung menghampiri Najla.

RAIHAN
Ada apa?

NAJLA
Ini, kayaknya komputernya eror.

RAIHAN
Sini aku lihat!

Raihan melihat komputer Najla yang masih berbunyi kencang.

RAIHAN
Mbak Najla, kayaknya komputer Mbak terkena virus.

NAJLA
Virus? (mengkerutkan keningnya, hingga alisnya menyambung menjadi satu).

RAIHAN
Iya, tetapi tenang. Saya punya antivirus. Biar saya perbaiki.

NAJLA
Oh, iya terima kasih.


Najla meraba-raba tongkat kemudian berlalu pergi ke dapur. Raihan pun mulai memperbaiki komputer Najla. Raihan menemukan sebuah file yang masih terbuka. File itu berisi curahan hati Najla tentang Raihan dan perjalanan menjemput jodoh Najla. Raihan tersipu malu, namun kagum.

CUT TO:
12.INT. DAPUR-SORE
Pemain: Najla

Najla meraba-raba kotak yang bertuliskan gula, teh, garam dan kopi. Ia ingin mengambil gula dan teh tetapi keliru mengambil kotak yang bertuliskan teh dan garam.
                                               CUT TO:

13.INT. KANTOR NAJLA-SORE
Pemain: Najla dan Raihan

Najla kembali ke ruangan kantor dengan membawa secangkir teh hangat. Raihan dengan tangkas menutup file tadi.Raut mukanya tersipu malu.

NAJLA
(menaruh secangkir teh di meja)
Raihan, ini!

RAIHAN
(masih dengan tersipu)
Terima kasih.

CLOSE UP: Wajah Raihan yang keasinan
Raihan meneguk teh yang disajikan oleh Najla. Namun ia merasa aneh dengan rasa teh yang disajikan oleh Najla.
RAIHAN
Emm, Mbak Najla. Ini teh rasa baru ya?

NAJLA
Rasa biasa kok, teh manis. Memangnya kenapa?

RAIHAN
Rasanya asin. Hehe…

NAJLA
Maaf, mungkin keliru ambil garam. Bagaimana?



RAIHAN
(tersenyum)
Beres.

                                           CUT TO:

14.INT. KANTOR YPAC-PAGI
Pemain: Raihan dan Pak Tomo

Hari itu Raihan telah dinyatakan selesai pengabdian. Ia harus kembali ke kampus untuk melaksanakan wisuda. Raihan membereskan berkas-berkas yang akan dibawanya pulang.

PAK TOMO
Nak Raihan, sudah akrab sekali dengan anak-anak ya? Apalagi dengan Najla. (terkekeh, menggoda).

RAIHAN
(tertegun sambil tersenyum)
Bapak bisa saja.



PAK TOMO
Mengaku saja. Gini-gini Bapak pernah muda, hehe. Lamar saja!

RAIHAN
(tersenyum)
Tidak mungkin Mbak Najla mau menerima orang seperti saya Pak. Hehe... Saya kan hanya anak seorang tukang becak, sedangkan Mbak Najla anak seorang pemilik yayasan. Anak orang kaya.

PAK TOMO
Hati orang siapa yang tahu? Dicoba saja!

RAIHAN
Kalau begitu dari mana Bapak tahu hati saya?

PAK TOMO
Kalau Nak Raihan bilang seperti itu, berarti benar kan dugaan Bapak? (tersenyum).Mending nikah dari pada tidak bisa menjaga pandangan. Bukannya hal itu malah dosa? Ingat surah An-Nur ayat 30-31. Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangan. Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah Iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut pada Allah, Allah akan mengarunikannya keimanan, yang ia temui rasa manisnya dalam hati, HR Al Hakim.


RAIHAN
(Tersipu sambil tersenyum)

Pak Tomo berdiri mendekati Raihan. Ia menepuk bahu Raihan.

PAK TOMO
Benar kan, Nak Raihan? Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kimpoi, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya, HR Bukhori-Muslim.

Raihan hanya tersenyum.

Pak Tomo kembali ke tempat duduknya lalu membuka-buka berkas kembali.

PAK TOMO
Najla itu orang yang amat tegar. Sempat dahulu dijodohkan oleh orang tuanya, di hari pernikahannya calon suaminya membatalkan pernikahan itu dengan alasan tidak mau mempuyai istri yang buta. Dia juga sempat dijodohkan oleh pamannya dengan orang Makasar, tetapi saat waktu lamaran, calon suaminya malah menghinanya.

Raihan hanya tertegun. Pikirannya melayang pada sebuah catatan yang ada di komputer Najla waktu itu.


RAIHAN
Pak, saya pamit ya? (bersalaman)

PAK TOMO
Iya, Nak. Hati-hati ya! Semoga sukses wisudanya.

RAIHAN
Aamiin. Assalamu’alaikum.

PAK TOMO
Wa’alaikumsalam

CUT TO:

15.EXT. TERAS YPAC-PAGI MENJELANG SIANG
Pemain: Raihan, Najla, Pak Tomo, Hasna, dan anak-anak YPAC lain.

Anak-anak YPAC enggan berpisah dengan Raihan. Mereka menangis dalam dekapan Najla.

RAIHAN
(dengan berat hati)
Mbak Najla, saya pamit ya!

NAJLA
(tak rela)
I...iya.

RAIHAN
Assalamu’alaikum

NAJLA
Wa’alaikumsalam warohmatulloh

Raihan pergi dari YPAC. Di depan gerbang, ia kembali menengok bangunan YPAC yang sederhana, kemudian memandang Najla yang terlihat ikut bersedih akan kepergian Raihan. Sedang Pak Tomo tersenyum sambil melambaikan tangan pada Raihan.

CUT TO:

SEBULAN KEMUDIAN

16.INT. RUANG TAMU RUMAH NAJLA-PAGI
Pemain: Raihan, Ibu dan Bapak Najla, Najla

Raihan datang ke rumah Najla dengan maksud melamar Najla. Bapak dan Ibu Najla sangat menyetujuinya, tetapi semua itu juga tergantung Najla. Najla datang dengan membawa barang belanjaannya dari pasar.

NAJLA
Assalamu’alaikum.

SEMUA
Wa’alaikumsalam.

Najla merasakan kehadiran Raihan.

IBU NAJLA
Nak, sini! Duduk! Coba tebak siapa yang datang?

Najla menggeleng.

BAPAK NAJLA
Raihan, Nak. Kenal kan?

NAJLA
(ragu-ragu)
Raihan?

BAPAK NAJLA
Iya, Nak. Raihan datang ke sini untuk melamarmu.

RAIHAN
Iya, Naj. Saya ke sini dengan maksud baik melamarmu. Apa kamu mau jadi pendamping hidupku? Membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah bersamaku?


NAJLA
Raihan?

RAIHAN
Iya? Bagaimana?

IBU NAJLA
Bagaimana, Nak? Ibu pingin segera meminang cucu.

Najla hanya terdiam dalam renungan.

BAPAK NAJLA
Najla?!

NAJLA
Iya, Ayah. Kenapa?

BAPAK NAJLA
Bagaimana?

NAJLA
Emmm... Najla terserah Ayah saja.

BAPAK NAJLA
Kalau terserah ayah, ayah sangat merestui.

NAJLA
Tapi,Najla buta.

RAIHAN
Yang terpenting hatimu tidak buta, Najla. Aku inginkanmu menjadi bidadari dalam rumah tanggaku. Maka dari itu aku beranikan diri untuk melamarmu di hadapanorang tuamu.

NAJLA
Baiklah

Mereka tersenyum bahagia dan mengucap hamdalah bersama-sama.

CUT TO:

17.INT. RUANG TAMU RUMAH NAJLA-3 HARI KEMUDIAN
Pemain: Najla dan Ibu Najla

SFX: Terdengar bunyi telepon berdering.
Ibu Najla mengangkat telepon. Ia mendapat kabar bahwa ada pendonor untuk mata Najla. Ibu Najla sangat bahagia.

NAJLA
Kenapa Ibu?

IBU NAJLA
Nak, Alhamdulillah besok kita sudah bisa mulai operasi matamu. Nanti saat pernikahanmu kamu bisa memandangi suamimu.

NAJLA
Sungguhkah itu Ibu?

IBU NAJLA
Iya, Nak.

NAJLA
(tersenyum)
Alhamdulillah.




CUT TO:

18.INT. KAMAR RUMAH SAKIT-PAGI
Pemain: Najla dan para dokter operasi

Najla dioperasi.

CUT TO:

19.INT. KAMAR RUMAH SAKIT-SORE
Pemain: Najla, Ibu Najla, Ayah Najla, Dokter dan Pak Tomo

4 Hari sudah berlangsung semenjak operasi Najla. Kini perban yang membalut mata Najla sudah bisa dibuka oleh Dokter.

NAJLA
Ibu, apa nanti aku bisa melihat Ibu, Ayah dan Raihan?

IBU NAJLA
(menangis)
Insya’allah, Nak. Sabar ya!

NAJLA
Najla sudah tidak sabar ingin melihat kalian semua.

IBU NAJLA
(tergugu dengan air mata)
Iya Nak.

NAJLA
Dokter mana ya, Bu? Kok lama sekali? Najla sudah tidak sabar ingin melihat wajah Ibu.

Dokter pun datang.

DOKTER
Bagaimana keadaanmu, Najla?

NAJLA
Sangat baik,Dok.

DOKTER
Mari kita buktikan!

Dokter memeriksa Najla.

DOKTER
Hmmm, okey. Baiklah, perban sudah bisa dibuka sekarang.

Dokter membuka perban Najla. Perlahan Najla membuka matanya. Awal pandangannya agak kabur. Lalu lama-kelamaan menjadi jernih. Ia mencari sosok Raihan, tetapi tak ditemukannya. Lalu pandangannya tertuju pada Ibu, Ayah dan Pak Tomo yang menangis.

NAJLA
Ibu, kenapa Ibu menangis? Najla sudah bisa melihat wajah Ibu. Najla bahagia, kenapa kalian semua menangis?

PAK TOMO
Yang sabar ya, Nak!

Najla semain bingung. Ibu Najla memeluk Najla dengan erat.

CUT TO:

20.INT. KAMAR NAJLA-PAGI
Pemain: Najla

Hari ini hari pernikahan Najla. Di depan cermin Najla berdandan dan bergaya. Ia sangat bahagia mempunyai dua bola mata yang baru. Ia tak sabar inginbertemu Raihan.

CUT TO:


21.INT. RUANG TAMU-PAGI
Pemain: Ibu Najla, Najla, Ayah Najla, Ibu Raihan dan Ayah Raihan.

IBU RAIHAN
Maafkan kami, seharusnya ini hari pernikahan Najla dengan Raihan.

IBU NAJLA
Iya, Bu. Kami juga tak sanggup memberitahukan hal ini pada Najla.

Tiba-tiba Najla muncul dari kamarnya menuju ruang tamu.

NAJLA
Memberitahukan apa?

Sontak mereka semua yang berada di ruang tamu kaget. Najla mengulangi pertanyaannya lagi sambil duduk di sofa. Mereka semua terdiam dan tak ada yang menjawab.

BAPAK NAJLA
Najla sayang, ini ayah dan ibu Raihan.

NAJLA
Owh (menjabat tangan Ibu Raihan, dan menciumnya. Mengucapkan salam pada keduanya).

NAJLA
Raihan mana, Bu?

Semua terdiam, dan lagi-lagi tidak ada yang menjawab pertanyaan Najla.

NAJLA
Kenapa semua diam? Raihan mana? Bukankah hari ini hari pernikahan Najla dengan Raihan?

Mereka yang ditanya masih diam. Kemudian Ibu Raihan memberikan secarik kertas pada Najla. Najla membuka kertas itu dan membacanya.

Surat itu berisi bahwa Raihan mendonorkan matanya untuk Najla.

NAJLA
(tidak percaya)
Tidak mungkin! Ayah Ibu, mata ini?

Mereka semua mengangguk.

NAJLA
(menangis)
Tii...tidak mungkin. Tidak mungin ini terjadi. Raihan masih hidup kan? Kenapa dia mendonorkan matanya untuk Najla? Raihan tidak mungkin kecelakaan.

IBU RAIHAN
Yang sabar, Nak. Ini telah menjadi suratan takdir.

Najla berlari ke kamarnya.

CUT TO:
22.INT. KAMAR NAJLA-PAGI
Pemain: Najla

Najla lantas menangis memandangi matanya, lama sekali. Lalu tiba-tiba matanya beralih padasecarik kertas yang ada di atas meja riasnya. Ia mengambil dan membuka kemudian membaca.

SFX: Suara Raihan membaca surat.

SURAT:
Najla calon isteriku.
Pasti saat ini engkau sedang di depan cermin, memandangi dua bola mata yang tampak indah di pelupuk matamu. Aku ingin melihatmu yang tampak cantik dengan sepasang bola mata itu. Namun, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janjiku padamu. Sungguh, aku tidak pernah berniat untuk meninggalkanmu. Tapi ini telah menjadi suratan takdir kita. Aku tidak bisa bertahan lagi. Aku harus pergi menghadapNya. Mungkin kita memang tidak berjodoh di dunia. Sebagai gantinya, kuberikan mataku untukmu agar engkau bisa mengingatku dan kita saling terpaut meski kini kita berada di alam yang berbeda. Najla, Nantikanku di batas waktu. Raihan.

SOUND: Nantikanku di Batas Waktu (Edcoustik Nasyid).

Najla menangis penuh sesal dan lara.


END

2 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters