Labels:

Siluet Masa Lalu Terbuka Lagi


Sebuah petualangan hidup yang tembus pada kisah masa lalu. Siluet-siluet itu mencoba hadir kembali, di sini, saat ini, di masa depanku. Aku terpana, terpaku, memandangnya. Tak terasa bulir-bulir bening menetes dan membanjiri pipiku yang kemerahan. Aku hanya duduk terpaku menyaksikan mereka bersorak-sorai di samping panggung.
Aku seperti melihat masa laluku yang indah. Masa lalu yang begitu melekat erat dalam hidupku. Kerinduan itu kini sedikit terobati.
Kenangan itu terbuka kembali dan aku bisa melihatnya dengan jelas. Ketika dahulu aku berseragamkan baju muslim ala TPA. Aku masih ingat, aku memakai ukuran S seperti ukuranku saat ini ketika aku membeli baju. Warnanya hijau seperti warna kulit telur bebek.
Aku masih ingat. Tak pernah aku menangis, tak pernah aku bersedih. Masa-masa TPA penuh arti, penuh keceriaan. Perasaanku ringan kala itu, seperti tidak ada beban sedikitpun di pundakku. Aku selalu tersenyum, tertawa, dan bahagia. Ditambah lagi prestasi-prestasi yang kuraih hingga aku menjadi lulusan tercepat mengkhatamkan iqra’ 1 sampai 6, hingga pada akhirnya ketika aku kelas 4 SD aku telah mengajar TPA.
Aku ditugasi membantu adik-adikku membaca huruf hijaiyyah. Kadang aku gemas sekali, huruf yang sangat gampang ini, kenapa mereka begitu sulit untuk mengucapkannya? Gerutuku. Astaghfirulloh, begitu sombongnya diriku ini. Aku harus membuat mereka segera bisa membacanya, bahkan mereka harus lebih pintar dari aku. Azzamku kemudian.
Aku senang sekali mengajar TPA, semangat menggebu dengan seluruh tenaga yang aku punya. Semangatku bertambah, ketika tiap jadwal hari TPA adik-adik bergerombol pergi ke rumahku untuk menjemputku. Mereka dengan wajah polosnya memohon-mohon padaku untuk segera hadir dan mengajari mereka membaca iqra’.
Aku rindu masa-masa itu. Sangat, dari dasar lubuk hatiku, karena semakin umurku bertambah kesibukan lain mengalihkanku. Apalagi semasa SMA yang super sibuk dengan organisasi, juga dikarenakan jarak rumahku yang sangat jauh dari SMA membuatku tidak bisa lagi berhubungan dengan mereka. Hubunganku dengan mereka benar-benar terputus ketika aku tidak dianggap lagi sebagai golongan mereka, para RISMA. Perbedaan. Sebuah perbedaan membuatku dan teman-temanku saling menjauh, di ufuk barat dan timur.
Aku rindu masa-masa itu. Aku pun malu, sebagai aktivis dakwah kampus (ADK) tetapi tidak bisa mengkader adik-adik di waktu kecil. Padahal masa kanak-kanak adalah masa kekemasan dan rawan terpengaruh, tetapi kenapa aku mundur teratur? Kenapa? Keegoisan telah membuatku seperti ini.
Aku ingin kembali merasakan masa-masa dipanggil sebagai seorang ustadzah. Aku ingin mengajar, juga mendidik. Aku ingin menjadi inspirasi untuk mereka, tetapi… aku terlalu rapuh untuk itu.
Terima kasih untuk teman-temanku, aku bisa kembali merasakan hal itu lagi meski hanya dengan melihat. Kemarin, 23 Desember 2012 di desa Jati, kecamatan Jaten, kabupaten Karang Anyar, aku bisa melihat antusiasme adik-adik mengikuti JAMBORE SANTRI. Kecerianmu juga keceriaanku, kebahagiaanmu juga kebahagiaanku. Aku menyayangi kalian.
Kalian tahu, dalam hati aku menjarit. Kalian sangat bersemangat menghafal Al-Qur’an sedang aku yang berazzam menjadi seorang hafidzah, justru malah santai, berleha-leha, berpanku tangan, kadang masih berbuat maksiat. Astaghfirulloh.
Terima kasih adik-adikku yang imut telah mengingatkanku, memberi inspirasi. Kau inspirasiku saat ini. Terima kasih, kini aku harus bisa. Kita sama-sama ya?! :D
Lihat Video 

0 comments
Labels: ,

Siapa Bilang Pacaran Itu Haram???

Pernah denger nggak sich ada segerombolan orang yang bilang "Pacaran itu HARAM, Pacaran itu mendekati ZINA, Hukumnya jelas-jelas dilarang"?

Ada seorang teman di kampus waktu ingin masuk dalam sebuah organisasi keagamaan, sebelum menjadi seorang maganger maka harus melalui proses yang namanya proses screening. Pada waktu itu, ada seorang akhwat ditanya oleh seniornya, "Dek, adek pernah pacaran?"
Akhwat itu dengan tenang menjawab, "Alhamdulillah pernah, mbak."
Akhwat yang ditanya menjawab dengan sangat bersemangat,  wajahnya amat sangat ceria. Otomatis, seniornya tadi terheran-heran dan bertanya lagi, "Waaah pernah? Kok bisa?"
"Yaaaaa, bisa sajalah mbak. Namanya saja untuk bersenang-senang," jawab si akhwat dengan sangat santai.
"Bukankah adik itu paham?" tanya sang senior tambah heran.
"Yupz, saya sangat paham dengan perihal pacaran, mbak. Kan saya pernah mengalaminya daaannn... waaah pokoknya seru dech mbak, pacaran itu. Pacaran dan memacari, waaaw agenda yang sangat luar biasa bagi saya," jawab si akhwat sangat menggebu-gebu.
"Waaah, kayaknya adik tidak paham, kan pacaran itu haram dek," jelas sang Senior.
"Haram bagaimana? Saya suka kok, menyenangkan, Rasulullah saja menganjurkan pacaran, mbak," jelas si akhwat pula.
"Rasulullah mengajarkan? Mana riwayat yang menghalalkan pacaran?" sentak sang senior.
"Mbak ini bagaimana sich? Saya bingung."
Senior tadi sudah naik pitam dengan polah tingkah si akhwat tadi.
"Dek, buat apa kamu berjilbab lebar, berlagak sok manis, di depan ikhwan menunduk eeeeee ternyata kamu pacaran dan menganggap pacaran itu halal?"
"Kenapa membawa-bawa jilbab lebar mbak? memang benar kok pacaran itu halal. Jangan salahkan jilbab lebar saya ya mbak, banyak kok teman-teman saya yang berjilbab lebih lebar dari saya bahkan mereka cadaran tetapi pacaran, lalu apa salah saya?"
Suasana semakin memanas, memuncak hampir saja meletus.

"Deeek, sadar... hubungan dengan lawan jenis di luar pernikahan itu haram hukumnya, itu mendekati zina," balas sang senior.
"Lhoh-lhoh, kok jadi bawa-bawa lawan jenis toh mbak?"
"Lha tadikan saya tanya, adik udah pernah pacaran?"
"Mbak, memangnya kata pacaran itu arinya hanya satu? Pacaran dalam hal apa dulu? Saya memang pernah pacaran, bahkan sering kali saya memacari teman saya sendiri dan teman saya memacari saya. Apa salahnya? Lha wong pacar itu halal kok, kan fungsinya mempercantik diri. Berias itu kan boleh asal tidak berlebihan kan, mbak?"

"ADEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEK."
^_^
 

KETERANGAN: Kali ini penulis tidak mengungkapkan kata "PACARAN" dalam konteks terhadap lawan jenis, tetapi pacaran dalam hal merias kuku dengan pacar. Kalau pacaran dengan lawan jenis sebelum menyandang status nikah itu jelas-jelas dilarang, sama aja dengan zina, lha wong mendekati zina aja dosa apalagi zinanya langsung. So, jangan salah diartikan ya?! :D

2 comments
Labels:

KISAH RAJA BABIL-SANG MAHARAJA PENYAKIT

“Wiew-wiew-wiew-wiew (suara ambulance)”
Suara apakah itu???
Iya benar sekali… Itu adalah suara sirine ambulance. Wah ambulance?  Sebuah ambulance membawa seorang anak kecil? Ada apa gerangan ya?
Wah gawat. Pasti ada sesuatu. Kita selidiki yuuuk kenapa kok ada mobil ambulance!
Yuuuk, simak cerita berikut ini!
-o-
Pada suatu hari di negeri Sulu ada seorang raja, namanya Raja Babil. Raja Babil mendapat julukan sang Maharaja Penyakit. Raja Babil mempunyai cita-cita untuk menguasai dunia dengan menyebarkan berbagai macam penyakit. Untuk mencapai cita-citanya ia gigih menyuruh seluruh pasukan kuman, pasukan virus, dan pasukan bakteri untuk menyebar keseluruh penjuru dunia.
Suatu ketika Raja Babil menyuruh jenderal kuman, jenderal virus, dan jenderal bakteri untuk menghadapnya.
Jenderal kuman, virus, dan bakteri menghormat dengan menunduk.
“Jendrel Kuman!” panggil Raja Babil.
“Siap”
“Jenderal virus.”
“Siap”
“Jenderal bakteri”
“Siap”
Raja Babil mondar-mandir, sambil mengelus-ngelus jenggotnya yang tidak tumbuh.
“Kalian ingat cita-cita kita?” tanya Raja Babil.
“Ingat, Raja.”
“Siapkan pasukan segera!” perintah Sang Maharaja Penyakit.
“Siap Raja, telah saya siapkan ribuan pasukan kuman, jutaan pasukan virus, dan jutaan pasukan bakteri untuk membuat anak-anak di kota Solo sakit gigi, sakit perut, pilek, demam berdarah, kudisan, kurapan, dan lain-lain, “ jawab jenderal kuman.
“Hahahahahahahahaha, bagus-bagus. Naiklah ke moncong-moncong nyamuk, kaki-kaki lalat, telur-telur cacing, dan tangan-tangan yang tidak dicuci sebelum makan, kaki-kaki yang tidak dicuci sebelum tidur, rambut yang tidak dikeramas, badan-badan yang tidak mandi.”
“Baik raja.”
“Tunggu apa lagi??? Cepat laksanakaaaaaaaaan!” perintah Raja
-o-
“Wiew-wiew-wiew, rek-herek-herek-hereeek,” suara halikopter jenderal kuman, virus dan bakteri yang sedang mengamati anak-anak di kota Solo.
Mereka menggeleng-geleng. Lalu mereka melapor pada sang Maharaja Penyakit.
“Lapor Raja! Kami gagal melaksanakannya.”
“Kenapa bisa gagal?”
“Anak-anak di kota Solo menjaga kebersihan dan menjaga kesehatan mereka sendiri. Mereka mengepel lantai, rajin gosok gigi, rajin memotong kuku, tidak lupa mandi dan keramas, mereka juga menggunakan sabun antiseptic.”
“Antiseptik? Apa itu?”
“Raja belum tahu?”
“Belum”
“Ha ha ha ha, Raja katrok! Uups… maaf Raja keceplosan.”
Wajah Raja garang.
Tiba-tiba muncul seorang penjaga istana yang lari terengah-engah dengan sangat gembira.
“Raja! Raja! Raja! Ternyata kota Solo Banjir. Ribuan sampah berserakan di mana-mana,” lapor penjaga istana raja.
“Sungguh? HA HA HA HA, Bagus-bagus-bagus,” wajah licik Raja.
“Saya tadi juga meneropong, ada anak laki-laki sedang main air comberan banjir di sana.”
“Hahahaha, bagus sekali. Kesempatan emas. Jenderal kuman, virus, bakteri, kembali siapkan pasukan kalian! Kali ini tidak boleh gagal!”
-o-
Mereka pun mulai menyiapkan ribuan bahkan jutaan pasukan sumber penyakit, menyerbu kota solo yang sedang kebanjiran.
Di sana ada anak kecil namanya Bandi. Bandi adalah anak bandel. Ayahnya sudah memperingatkannya supaya tidak main air comberan yang kotor nanti diare, tetapi ia nekat.
“Ban, Bandi! Jangan main-main air kotor, nanti kamu diare,” nasihat ayah Bandi.
“Ah, bapak! Menganggu kesenangan Bandi saja. Bandi kan sedang asyik, Pak! Liat nich kapal laut terbang Bandi…. Ciiiuuuuuuuuuuuuuuuu….hebat kan, Pak?”
“Ayo cepat mandi dengan air bersih!”
“Nanti saja, Pak!”
Keesokan harinya.
“Breeet, breeet,,,, eeeekkkh. Breeet… eeekh, aduuuh mencret lagi. Pasti gara-gara mainan air comberan kemarin. Aduuuuuuuuuuh. Haaah.” (keluar dari WC)
“Aduuuuh,” (masuk WC lagi)
“Breeet…breeeet…duuuuut! Haaah…” (keluar WC)
“Aduuuh”
“Ban, kamu kenapa?”
“Diare, Pak”
“Wieew-wiwweew-wiieeew”

0 comments
Labels: , ,

Pemuda, Mau Dibawa Kemana?


“Eh Tasya, setelah lulus nanti kamu mau ke mana?” tanya Kia sambil membuka-buka buku Teori Sastra.
“Brrrrr…Heh? Emm…ke mana ya???” jawab Tasya sembari memuntahkan minumannya, dahinya berkerut-kerut alias bingung.
Kalian liat kan ekspresi Tasya waktu ditanya sama Kia? Ekspresinya bingung, bimbang, galau. Pemuda zaman sekarang kalau ditanya tentang tujuan pasti dahinya selalu berkerut-kerut. Kalau pemudanya galau dan tidak punya tujuan lantas bagaimana dengan nasib bangsa kita dan agama kita? Apakah akan terus terpuruk seperti ini? Ditindas dan disepelekan oleh negara-negara adikuasa?
Sebenarnya apa sich penyebab para pemuda tidak tahu tujuan mereka sendiri dan terjerumus dalam lembah kegalauan? Pertama, mereka tidak tahu potensi diri sendiri. Mereka tidak mengenali diri mereka sendiri, makanya mereka tidak mempunyai visi dan misi. Sebuah penelitian terkenal pernah dilakukan oleh Sekolah Bisnis Harvard pada tahun 1970-an. Mereka melakukan survey terhadap lulusan magister mereka setelah 10 tahun lulus untuk melihat seberapa jauh pencapaian mereka raih dalam hidup mereka.
Dari lulusan S2 yang disurvei itu: 27% hidup dari uluran tangan pihak lain. Survei ini menemukan bahwa orang-orang ini tidak menganggarkan keuangan mereka dan tidak mencanangkan tujuan hidup. 60% hidup dari cek yang dibayarkan untuk mereka. Survei ini menemukan bahwa kelompok ini bikin anggaran keuangan tapi mereka tak punya tujuan-tujuan hidup strategis. 10% dari mereka hidup nyaman. Orang-orang kelompok ini dilaporkan juga punya anggaran  keuangan untuk 5 tahun dan rencana hidup. Hanya 3% dari mereka termasuk golongan berduit, independen, dan bahagia dengan hidupnya. Mereka telah menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang mereka. Mereka juga mengembangkan strategi untuk mencapainya.
Setiap orang kalau ditanya apakah ingin sukses, mereka menjawab dengan mantab “YA”. Namun mereka hanya berleha-leha berpangku tangan, tak beraksi apa-apa. Ketika ditanya, “Apakah kamu sudah menentukan tujuan hidupmu?” Mereka menjawab dengan tenang, “BELUM.” Lalu bagaimana mau melangkah mencapai kesuksesan kalau tidak mempunyai tujuan, visi dan misi?
Solikhin Abu ‘Izzuddin pernah berkata dalam bukunya “New Quantum Tarbiyah”, Ketepatan memilih harapan adalah separuh dari kesuksesan. Jadi dengan menetapkan tujuan dan cita-cita kita, kita sudah menyumbangkan 50% dari kesuksesan yang akan kita raih nantinya. Jadi kita tidak boleh galau lagi dan harus punya tujuan, cita-cita dan juga visi-misi mulai dari sekarang.
“Mengetahui tapi tidak melakukan sama saja dengan tidak tahu. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah.”
Kuliah adalah pilihan kita untuk masa depan. Maka dari itu, kita harus fokus dan tidak boleh galau lagi. Tentukan mulai dari sekarang, apakah kita akan menjadi dosen, penyair, penerjemah, peneliti naskah kuno, sutradara, aktor atau aktris, pengusaha dan lain sebagainya. Kini kita tengah mempelajari itu semua bukan dengan kuliah di fakultas ini?
So, kita harus memanfaatkan ilmu yang telah kita peroleh di bangku kuliah ini dengan sebaik mungkin. Orangtua kita telah membiayai kuliah kita dengan banting tulang, sebagai anak yang berbakti kuliah merupakan amanah orangtua yang harus ditunaikan. Jangan sampai membuat orangtua kita menyesal karena kita tidak serius kuliah. Bukankah kuliah ini adalah cara kita untuk mencapai kesuksesan itu sendiri?
Bangsa kita membutuhkan kita, agama kita. Kini saatnya kita memberikan kontribusi untuk bangsa kita dan agama kita. Saatnya kita untuk mengubah dunia dan membuat orangtua bangga. Dalam QS. Ali-Imran: 110 menyebutkan bahwa kita adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan pada masanya, “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan kalian beriman kepada Allah.”
Lalu buat apa menggalau lebih lama lagi? G.A.L.A.U adalah singkatan dari God Always Listening and Understanding. Ayo buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa lesunya tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita berpikir, sampai putus asa tak mencari ide, atau bisa-bisa bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang dikerjakan. Sebegitu tak produktif dan hanya membuang waktu. Sekarang cobalah memaknai galau dalam bingkai positif thinking, God Always Listening and Understanding. Pemuda Islam kok galau? Nggak level lah yau. Mari kita buktikan bahwa kita merupakan generasi yang terbaik. Sekarang saya tanya, sudahkah punya tujuan? Sudahkan punya cita-cita? Sudahkan menentukan visi dan misi hidup?

Ket: Pernah dimuat di majalah Tazkia 

0 comments
Labels: , ,

Jangan Gadaikan Izzahmu, Ukhti!!!


Ibarat mutiara, kilaunya akan selalu terpancar meski berada di dalam samudera yang gelap, terbungkus oleh cangkang nan indah. Seorang wanita bagai barang pecah belah, ketika sudah pecah maka tak akan pernah bisa kembali ke bentuk semula, betapa pun besar  usaha yang dikeluarkan. Maka, perlu sekali seorang wanita menjaga izzahnya, menjaga harga diri dan kehormatannya.

Godaan memang sangat banyak, apalagi kata “Galau” semakin merebak. Istilah cinta, istilah VMJ, istilah TTM, dan istilah-istilah lain yang berhubungan dengan hati memang sangat rawan.  Ditambah lagi dengan adanya situs jejaring sosial yang memungkinkan seorang wanita dan laki-laki berkomunikasi dengan sangat intensif sehingga membuat seorang wanita semakin terpukau, membuat hati semakin ketar-ketir dan izzah pun dipertaruhkan.

Masih ingatkah lirik lagu ini: “Jatuh cinta berjuta indahnya, dibelai, dimanja amboi asyiknya.”
Muda-mudi sekarang ini rela menggadaikan izzahnya hanya demi sebuah nama “cinta semu” dan “cinta palsu”. Di mana mereka bisa berpegang-pegangan, berboncengan, mesra-mesraan, saling pandang-memandang, dan lain sebagainya. Padahal telah diterangkan dalam Al-Qur’an dan Al-hadits tentang hubungan terhadap lawan jenis, larangan bersentuhan dengan lawan jenis bukan mahram, tentang pandangan yang merupakan panah setan, tentang batasan-batasan hubungan dengan lawan jenis. Semua itu sudah diatur oleh-Nya dengan sedemikian rupa. Bukan untuk memberatkan, bukan pula untuk menyiksa batin, namun untuk sebuah penjagaan. Ya, sebuah penjagaan atas nama kehormatan.

Membahas soal pandangan mata, jadi teringat tentang kisah nabi Yusuf dan Zulaikha. Tentang kehormatan atau izzah yang menjadi taruhan. Masih ingatkah kisah fenomenal tersebut? Ketika Zulaikha sangat terpesona pada ketampanan nabi Yusuf, hingga Zulaikha tidak bisa menahan gejolak yang ada di hatinya dan melakukan perbuatan yang tidak semestinya ia lakukan. Namun, subhanallah meskipun nabi Yusuf sebenarnya juga terpesona dengan kecantikan Zulaikha tetapi nabi Yusuf masih bisa mempertahankan keteguhan hatinya dalam menjaga sebuah izzah yang sangat berharga ini. Inilah salah satu alasan mengapa Allah menyuruh kita untuk menundukkan pandangan, seperti yang telah dijelaskan dalam QS. An-Nuur ayat 30 dan 31: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang terbiasa terlihat.

Sebuah izzah ibarat mutiara bahkan permata yang harganya sangatlah mahal, namun begitu murahnya dijual ketika hati telah dikotori oleh nafsu dan syahwat. Gejolak yang terpatri ketika setan sudah menaikinya. Ada banyak sekali sarana yang mampu menjatuhkan sebuah ketinggian izzah, yaitu melalui beberapa sarana, melalui lisannya, melalui pakaian, dan perbuatannya.

Menjadi seorang wanita bukanlah sebuah pilihan namun merupakan ketetapan dari Allah SWT. Allah menciptakan kita sebagai seorang wanita dengan berbegai kemuliaan, dan kita harus menjaga kemuliaan-kemuliaan yang dikaruniakan Allah pada kita. Salah satu anugerah kemuliaan itu adalah kita sebagai seorang wanita diperintahkan untuk menutup aurat. Tubuh wanita adalah aurat. Wanita merupakan fitnah yang besar untuk para laki-laki, maka dari itu agar tidak timbul sebuah fitnah yang dahsyat, seorang wanita harus menutup auratnya, harus pula menjaga hijabnya, bukan malah memamerkannya. Lihat saja iklan-iklan sabun, handbody, iklan-iklan yang lain yang selalu mengeksploitasi tubuh wanita. Bukankah itu malah menjatuhkan martabat, kehormatan dan kemuliaan wanita? 

3 comments
Labels:

Matinya Kreativitas dalam Muhasabah Diri

Semakin dewasa kok semakin melempem?
Huft... boleh dong mengejek?
Bercermin, Coy!
Bercerminlah!
Lihatlah dirimu! Perhatikan baik-baik!
Perhatikan tiap lekuknya!
Perhatikan tiap goresan yang nampak!

Kenapa menunduk?! Apa?! Malu?! Pesimis?! Takut gagal?!
                                  Huuuuuuu.... DASAR PENGECUT!!!

Hei-hei-hei!
Angkat wajahmu! Pandangi cermin di depanmu!
Lihat wajahmu! Lihat Coy!
Bukankah ini bentuk kesempurnaan yang diberikan olehNya?
Bukankah ini anugerah dariNya?
Bukankah semua ciptaanNya selalu dalam keadaan sempurna?
Tidakkah kau ingat janjiNya yang tertera dalam surat At-Tiin ITU?
Ingat?!

Pasti kau juga mengingat janjiNya yang tertera dalam surat Al-Insyiroh bukan?
bahwa setelah ada kesulitan pasti akan ada kemudahan...

Hey!
Mengapa kamu bengong?
Merenungi?
Bangkiiiiit!

Kamu mampu! Kamu bisa!
Yakin doooooong!

0 comments
Labels: , ,

Kau Anugerah Terindah

Aku tak pernah mengira akan sebuah pertemuan ini. Pertemuan yang amat unik dan akan menjadi kesan tersendiri dalam hidupku. Aku masih ingat ketika itu, pertama kali aku sipertemukan denganmu. Kita ta'aruf, saling berkenalan. Waktu itu kita masih sangat polos, lugu dan culun. Tak mengapa kawan, toh kini insya'allah kita telah menjadi insan dewasa.

Masih teringat olehku juga, senyum tulusmu kala itu. Senyuman yang tak mengharapkan balasan, namun melihatmu tersenyum padaku aku jadi ingin membalas senyumanmu dengan senyuman yang paling manis yang aku miliki.

Huft, pertemuan ini merupakan anugerah yang tiada tara bagiku. Ini merupakan nikmat, karena kini kita telah menjalin sebuah "PERSAHABATAN." Indah bukan? Persahabatan berlandaskan iman. Kini kita juga berdiri tegak di jalan yang sama, berjuang yang sama. Kita akan selalu bersama kan? Karena aku tidak tahu harus melangkah bersama siapa ketika kalian meninggalkanku. Kalian adalah sadaranku, tempatku berbagi cerita, tempatku berkeluh kesah setelah pada Tuhanku.

Kalian adalah matahariku, yang menerangi hari-hariku. Kalian adalah pelangiku, yang memberi warna dalam hidupku. Aku bisa tegar karena kalian ada di sisiku. Aku bisa tersenyum karena kalian bersamaku, walau hatiku waktu itu sedang kelu. Kawan, kalian sungguh anugerah yang Allah berikan padaku, anugerah terindah.

Aku bisa bertahan menjalani hidupku ini. Terima kasih karena kalian telah menguatkanku. Di saat-saat aku sedang membutuhkan kalian, kalian selalu hadir. Kalian selalu berusaha membahagiakanku, walau jiwa dan ragamu tertatih, penuh peluh, dahaga. Aku ingin selalu bersama selamanya. Jangan pernah pergi dariku, karena aku tak sanggup kehilangan kalian.

Aku terbiasa dengan kalian di sisiku. Aku terbiasa melihat senyumanmu. Aku terbiasa mendengar canda tawamu. Aku juga terbiasa mendengar curhatanmu. Dan itu membuatku berfikir bahwa hidup ini indah. Terima kasih telah membuatku terus tersenyum walau sakit mendera. Sunggguh kau anugerah Allah terindah untukku :')

Kalian selalu menemani hari-hariku. Masih teringat ketika aku sakit, kalian menemaniku sampai harus bolak-balik ke rumah sakit dan bahkan kalian tidak tidur padahal kalian harus kuliah esok harinya. Terima kasih kucuapkan, beribu-ribu terima kasih aku ucapkan. Dan maafkan aku, aku sering melukai perasaanmu dengan candaku yang berlebihan.

0 comments
Labels:

Memoar Seragam Kuning-Coklat

Pagi ini kurasakan kembali masa-masa di mana aku menjadi seorang puteri dan anak laki-laki itu menjadi seorang pangeran. Waktu itu aku begitu dimanjakan oleh teman-temanku dan dilindungi oleh pangeran itu, masa kanak-kanak yang menyenangkan. Masih kuingat dahulu ketika aku hendak bermain ayunan dan ayunannya dipakai oleh orang lain, dia, si pangeran meminta orang lain itu enyah dari hadapanku dan mempersilakanku main di ayunan itu. Setiap karya yang aku buat pasti selalu dipujinya dan dihargai sebagai karya yang terbaik bahkan bekal makananya selalu diberikan kepadaku. Asyiknya mengenang masa kecil itu.

Pangeran itu...
Huft, sayang ternyata beda aqidah.
Namun aku benar-benar tidak bisa melupakan masa-masa aku menjadi seorang puteri kerajaan TK Bhayangkara.

Mungkin orang-orang melihatku nakal, tapi sungguh aku tak pernah berbuat jahat pada teman-temanku kecuali pada yang satu. Namanya Didit, dia adalah temanku dan keluarganya adalah teman ayahku. Keluargaku dan keluarganya berteman sangat baik kecuali anak-anaknya, Didit dan aku. Didit selalu mengusiliku bahkan kita seringkali adu fisik, namun lagi-lagi pangeranku yang gagah berani membelaku. Masa kecilku memang sangat berwarna. Menjadi seorang puteri adalah idaman setiap anak-anak. Aku merasakannya dan menikmatinya.

O,ya belum aku terangkan ya mengapa judulnya "Memoar Seragam Kuning-Coklat"? Karena pada waktu TK seragamku ya gaun kuning dan baju polisi. 

0 comments
Labels:

Kisah Cangkir yang Cantik

Kisah ini saya tulis ulang dari sebuah ebook motivasi. Begini ceritanya: Ada kakek dan nenek yang hendak memberikan hadiah kepada cucunya. Mereka pergi ke sebuah toko. Di toko tersebut mereka melihat sebuah cangkir yang sangat cantik.
“Kek, lihat! Itu cangkir yang sangat cantik,” ujar nenek sambil menunjuk-nunjuk cangkir yang dimaksud.
“Waah iya, tak pernah aku melihat cangkir secantik dan sesempurna ini,” puji kakek melanjutkan pernyataan nenek.
Kakek nenek itu mendekat pada cangkir yang dimaksud, kemudian cangkir itu mengucap terima kasih pada kakek nenek itu. Kakek nenek itu terkejut bukan main. Lalu cangkir itu bercerita kenapa dirinya bisa cantik seperti itu.
“Perlu diketahui, aku dulu tidaklah secantik ini. Aku dahulu hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun, pada suatu hari ada seorang pengrajin menmungutku dan melemparkanku ke roda yang berputar,” ceritanya.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa sangat pusing. Stop! Stop! Teriakku kala itu, namun pengrejin itu tidak menghiraukanku dan berkata “belum”, bahkan setelah itu ia malah menyodokku dan meninjuiku. Aku  terus berteriak, Stop! Stop! Tapi orang itu sama sekali tidak menghiraukanku dan aku malah dimasukkan dalam perapian yang sangat panas. Stop! Stop! Panaaaaas! Teriakku kemudian dan aku mulai menangis.
Akhirnya ia mengangkatku dari perapian itu dan membiarkanku dingin. Aku pikir penderitaanku sudah selesai tetapi ternyata belum. Pengrajin itu memberikanku pada seorang gadis. Gadis itu mulai untuk mewarnaiku. Asap dari warna-warna itu begitu memuakkan, aku ingin muntah. Aku berteriak, Cukup!
Wanita itu tersenyum dan berkata “belum” kemudian ia memberikanku pada seorang pemuda. Pemuda itu menaruhku pada perapian yang apinya lebih panas dari perapian yang sebelumnya. Aku berteriak sekeras-kerasnya “Tolooong! Panaaas! Panaaas!” Aku menangis tersedu-sedu, sungguh sangat menyakitkan. Lalu, laki-laki itu mengangkatku dan membiarkanku dingin, kemudian wanita muda mengelapku dan setelah itu menaruhku di dekat cermin.
Aku tidak percaya pada diriku sendiri. Cantik sekali. Dahulu aku hanyalah seonggok tanah liat yang menjijikkan dan tidak berguna, kini aku begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku seakan sirna setelah aku melihat diriku sekarang ini.
Renungan:
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Coba bandingkan ayat di atas dengan Kisah Cangkir yang Cantik. Begitulah Allah menciptakan manusia dan membentuknya menjadi pribadi yang kuat. Allah memberikan kepada kita bermacam-macam ujian dan bahkan ujian-ujian itu sangat menyakitkan, namun Maha Adil Allah yang telah mengatur segalanya. Allah memberikan ujian itu karena Allah sayang pada kita. Tujuannya agar kita menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Allah memberikan ending yang indah untuk kita bila menghadapi semuanya dengan kesabaran, mengangkat derajat kita seperti dalam firman-Nya:
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al Furqaan: 75)
Selain itu Allah juga menghapus dosa kita seperti pula dalam firman-Nya:
“Tak seorang muslim pun yang ditimpa  gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi bersabarlah dalam menghadapi ujian-ujian itu, karena ketika orang hendak naik derajatnya maka harus melewati ujian-ujian. Tanpa ujian kita tidak akan bisa lolos, karena itu merupakan sebuah patokan. Saya pernah dengar sebuah rangkaian kata yang indah, ” kalau mendapat ujian jangan minta segera diselesaikan, tetapi mintalah kesabaran dan kekuatan pada-Nya.” Menurut saya kata-kata ini ada benarnya juga, ketika kita letoy dalam menghadapi segala macam cobaan dan ujian maka mintalah kekuatan dan kesabaran dan bukan diselesaikan masalahnya. Karena kesabaran dan kekuatan akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bertaqwa, insya’allah.

3 comments
Labels:

Berjilbab bukan Paksaan!


“Wah, Alhamdulillah sekarang pakai jilbab, tambah cantik, dech,” puji Rani pada Rara.
“Terpaksa, Ran,” ungkap Rara jujur, bibirnya manyum, tidak terima.
“Kok terpaksa?” tanya Rani kemudian.
“Tuh, guru agama memaksa buat pakai jilbab. Guru agamaku mengancam kalau tidak pakai jilbab tidak akan lulus. Huft, tidak adil,” tutur Rara menggebu penuh emosi.
Rani hanya tersenyum kecut saja mendengar penuturan dari teman se-fakultasnya itu.
Jilbab, mengenakan jilbab adalah wajib bagi muslimah yang sudah baligh. Seorang muslimah yang sudah baligh diwajibkan menutupi seluruh tubuhnya karena wanita merupakan perhiasan dan dilarang menampakkan perhiasan kecuali yang sudah sering nampak seperti telapak tangan dan wajah.
Kisah di atas merupakan sebuah kisah yang diambil atau diadopsi dari kisah nyata. Ada unsur “paksaan” dalam memakai sebuah hijab/jilbab. Mahasiswi-mahasiswi muslim disuruh memakai jilbab oleh dosennya dan mereka menuruti hal itu. Namun, sayangnya hal itu berlaku sementara saja. Mahasiswi-mahasiswi itu mengenakan jilbabnya pada saat pelajaran agama saja, selanjutnya mereka membuka kembali jilbab yang telah ia kenakan sebelumnya. Memang ada yang istiqomah walau jilbab gaul dan ketat. Tapi lumayanlah.
Memakai jilbab bukanlah sebuah paksaan, karena adanya unsur keterpaksaan ini tidaklah baik. Tidak ada kesadaran dalam mengenakan jilbab, bahkan tidak dibarengi dengan pengetahuan memakai jilbab yang benar. Memakai jilbab lantaran takut pada guru atau dosen??? Memakai jilbab karena takut tidak lulus? Astaghfirulloh. Bukankah yang harusnya ditakuti adalah Allah?
Memakai jilbab adalah perintah Allah, seperti yang terdapat dalam firman-Nya, QS. Al-Ahzab:59 dan An-Nuur: 31.
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab:59).
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. An-Nuur:31).
Mungkin maksud dari dosen itu baik, melatih mahasiswi-mahasiswinya untuk mengenakan jilbab. Namun, meski begitu mengenakan jilbab butuh proses. Seseorang yang tidak yakin akan sulit untuk istiqomah. Saya punya adik kelas sewaktu SMA. Ia gadis yang sangat baik dan cantik, ia belum berjilbab. Suatu ketika, ia masuk dan bergabung ke sebuah organisasi keislaman di sekolahku. Ia melihat banyak akhwat yang mengenakan jilbab lebar. Lalu suatu hari, kami, anak-anak Rohis senior dikagetkan dengan suatu hal. Subhanallah sekali, ia berjilbab. Tidak hanya jilbab paris dan gaul tetapi ia memakai jilbab kain yang lebar bahkan lebarnya melebihi jilbabku saat itu. Kami sangat senang melihat semua itu dan berbondong-bondong kami mengucapkan selamat pada akhwat baru. Tapi, setelah tiga bulan berlalu sangat disayangkan, jilbabnya menciut, menciut dan menjadi jilbab paris dan jilbab gaul. Hati kami ketir-ketir, bahkan di situs jejaring sosial, ia memasang foto tak berjilbab. Astaghfirulloh.
Bukan bermaksud apa-apa. Sebuah euphoria berjilbab telah mengkhawatirkan. Banyak yang berjilbab tetapi banyak juga yang lepas jilbab dalam rentang waktu yang sama. Berjilbab tanpa keyakinan, tanpa kecintaan, tanpa dibarengi dengan ilmu. Kalian lihat, jumlah muslimah yang berjilbab kini sudah tidak bisa dihitung oleh jari, saking banyaknya. Namun apakah mereka mengenakan jilbab dengan keyakinan, ketaatan dan kecintaan padaNya? Mereka hanya mengikuti trend dan mode. Naudzubillah.
Wanita adalah hiasan dunia yang indah. Sebuah hiasan pasti akan banyak menarik perhatian orang terutama lawan jenis. Maka Allah memerintahkan kita untuk berjilbab dan berhijab dengan sebenar-benar hijab. Tidak hanya itu saja, kita dapat mengambil banyak manfaat dari berjilbab. Tubuh kita akan terlindung dari sengatan matahari, ultraviolet yang dapat menyebabkan kanket kulit. Dengan mengenakan jilbab dan berhijab, maka seorang muslimah akan lebih dihargai dan dihormati. Lihat saja, ketika ada dua orang wanita yang satu memakai pakaian sexy dan yang satu memakai jilbab lalu ada segerombolan laki-laki yang jahil. Pada yang sexy mereka akan melontarkan kata-kata cabul, sedang pada yang berjilbab paling parah mereka hanya menggoda dengan ucapan salam. Perbedaan orang yang berjilbab dan yang tidak berjilbab bisa dianalogikan dengan sebuah teori penelitian biogenesis dari Fransisco Redi. Ia melakukan sebuah eksperimen dari dua toples yang masing-masing berisi daging, toples yang satu ditutup dan yang satu dibiarkan terbuka. Ingat apa yang terjadi? Yang dibiarkan terbuka, ternyata dikerubungi lalat dan di dalamnya terdapat belatung, hiiiiiii menjijikkan bukan? Jadi sebenarnya, memakai jilbab itu melindungi diri kita sendiri, namun kenapa kamu masih ragu untuk memakainya?


0 comments
Labels:

Episode Menjaga Hati

Mataku terkesiap. Terbelalak dan jantungku berdetak cepat seperti roket yang hendak meluncur ke angkasa raya. Aku terduduk, terpaku, mengingat-ingat apa yang telah terjadi tadi malam dan apa yang telah terjadi di masa lalu. Hmmm,,, kucoba hembuskan nafas sejenak agar jantungku berdecak normal.

Neuron-neuron dalam otakku kini mulai bekerja, membongkar CPU-CPU yang berisi data-data memori. Ketika mataku memejam sepersekian detik, terlihat sosok itu. Sosok yang mengantuiku tiap malam-malamku. Sosok yang selalu hadir dalam tahta mimpiku, di sebuah negeri rahasia yang kuciptakan sendiri.

Monitorku mulai bekerja, menampilkan segalanya yang kubutuhkan, semua kenangan tentangnya. Kenangan itu membuat darahku mengucur deras ke seluruh tubuhku, lebih kencang dan nadiku pun bekerja ekstra kuat. Kenangan yang membuat otot-otot wajahku menarik-narik bagian bibirku agar lesung pipitku nampak.

Layar 1
Sebuah episode ketika aku bersua dengannya pertama kali. Pada sebuah acara promosi UKM  ketika aku masih menjadi mahasiswa baru. Dia mengagetkanku dengan aksinya yang energik. Aku tertarik, namun kala itu hatiku masih terisi orang lain.

Layar 2
Ini sebuah episode yang membuat perutku terasa digelitiki. Kita berada dalam satu forum akbar di puncak gunung. Kau mengucap istighfar ketika melihatku dan kau langsung berlari seperti melihat hantu.

Layar 3
Saat aku berjalan berdua bersama sahabatku di boelvard, dengan riang aku tersenyum dan kau menundukkan pandangan. Sebuah episode yang membuatku malu. Engkau mampu menjaga pandanganmu sedang aku tidak. Kau melaksanakan perintah Tuhanmu, QS An-Nur 30


"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".  

     


Layar 4
Kau menjadi salah satu trainer di fakultasku. Aku dan sahabatku salting dan aku mulai mengakui bahwa diri ini kagum.

Layar 5
Kalau tidak salah hari itu tanggal 23 Januari, hari pertama aku berbicara padamu di pagi hari yang indah. Ketika itu kau selesai lari pagi dan melihatku, kau membukakan pintu itu untukku. Kau tahu? Aku bergetar.

Layar 6
Pertemuan selanjutnya... Kita selalu pas-pasan di perpustakaan. Kau ingat?

Layar 7 dan 8
Kau hadir mengisi sebuah acara yang aku adakan... dan dadaku semakin malu. Seketika itu juga aku menyadari bahwa tidak hanya aku yang tersipu malu dan mengagumimu. Semua yang berada di sekitarku juga begitu, bahkan lebih menggebu. Nyaliku menciut dan mulai bungkam.

Layar 9 dan selanjutnya...
Aku malu karena kau selalu hadir dalam mimpiku. Aku ingin menjaga hatiku tapi tak tahu kenapa kau semakin mendekat, dan selalu hadir dalam setiap malamku menghantuiku, lagi lagi dan lagi.
Kumohon jangan lagi. Aku ingin menjaga hatiku.

Semakin bayang-bayangmu datang, aku semakin sadar betapa berharganya menjaga sebuah hati yang bersih agar tidak ternoda. Aku tidak menyebut ini sebagai rasa cinta atau suka. Biarlah, aku pun tidak mengerti. Kugenggam erat hatiku, kusembunyikan serapat-rapatnya agar tidak ada satu debupun yang menempel, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah benda yang disimpan rapat-rapat di dalam lemari dengan dibungkus plastik saja juga masih bisa ternoda apalagi hatiku?

Meski telah dibersihkan tetap saja debu-debu itu beterbangan dan menempel. Namun meski begitu tak kan kubiarkan hatiku kotor. Itu adalah satu pelajaran di mana aku mulai menyukai dan mencintai sesuatu.


2 comments
Labels:

Bayangku dalam Malam

Malamku...
Ketenangan itu datang ketika kumemejamkan kelopak mataku.
Lembut, dingin, dan sangat menyenangkan.
Kelelahan yang berkepanjanganpun menghilang seketika.
Namun tiba-tiba,
Bayangan itu datang
melangkah...
mulai mendekat,
dan kini lekat...

aku tidak bisa berbuat apa-apa
ia memelukku erat
aku tak sanggup menghindar...

"siapa kau?" aku mencoba untuk bertanya.
"aku adalah cerminan dari hati dan pikiranmu. Aku adalah dirimu sendiri."

ya...
bayang-bayang itu ternyata diriku yang membelengguku
cerminan sebuah keinginan yang terbungkus dalam mimpi,
suatu negeri di alam bawah sadar...

0 comments
Labels:

Sahabat Darah

Ia lekat dan akrab dengan darah. Mereka bersahabat sejak bayi masih berbentuk janin. Mereka selalu bersama dan tak dapat dipisahkan. Kalau yang satu sakit maka yang lan akan merasakan sakitnya. Kini, ia telah rapuh tak berdaya. Darah pun sangat bersedih karena teman yang selama ini ia andalkan telah rusak. 

Darah, sabarkanlah dirimu! Bahwa sejatinya pun aku juga merana karena sahabatmu terluka parah.
Darah, janganlah engkau menangis! Karena airmataku pun telah kering kerontang.
Darah, jangan bersedih! Karena aku.... aku....tak sanggup lagi...

Tapi Darah...
Janganlah engkau berhenti beraktivitas!
Tidakkah kau tahu hidupku sangat bergantung padamu saat ini?
Sahabatmu sudah tidak bisa diandalkan
Tanpamu... aku akan terdiam
tanpamu...hidupku beku
dan tanpamu dunia kan gelap gulita

:
Menggigil aku dibuatnya. Tak kuasa aku menahan semuanya. Sakiiiit yang mendalam. Aku tak bisa membendung lagi bulir-bulir bening yang ingin menetes ini. Aku tak sanggup. Tubuhku sudah tidak berdaya lagi. Aku menyerah.

"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hambaMu ini. Jika kata "menyerah" tidak kau sukai. Aku tidak ingin menyerah, namun keadaan membuatku menyerah. Apakah hati, jiwaku terlalu rapuh akan semua godaan? Ya Allah...ampunilah dosa hambaMu ini. Jika selama hidupku selalu melalaikanMu."



0 comments
Labels:

Awaaas Ada Virus Merebak di Kalangan Aktivis!


Ukh, subhanallah sekali. Akhi Rama itu guanteng sekali. Tahu 'gak-tahu 'gak? Tadi malam aku ngimpiiin dia lhooo, padahal aku sama sekali gak memikirkan, jangan-jangaaaaan....," ujar Rina tampak menggebu-gebu, pipinya merona semu, matanya berbinar-binar.

"Eh iya'i. Tahu 'gak, tadi aku ketemu lhooo, malahan hampir tabrakan. Hmmm...deg-degan buanget, Ukh. Gak disengaja ataupun Allah telah mensekenariokan hal ini, ana gak tahu. Namaku dan namanya kayak tokoh pewayangan, Rama-Sinta, huft romantis," balas Sinta bangga.

Lihatlah dialog dua akhwat tersebut! Begitulah virus yang merebak di kalangan aktivis, terutama di kalangan aktivis dakwah. Merusak semua tatanan yang ada. Astaghfirulloh, mungkin saya masih termasuk yang terkena virus ini. Semoga Allah mengampuni khilafku. Aamiin.

VMJ, ya virus itu sering disebut dengan akronim VMJ (Virus Merah Jambu). Ada yang pernah merasakan? Virus ini menyerang para aktivis dakwah yang notabene tidak punya pertahanan. Menurut analisis dan penelitian kecil-kecilan, virus ini merebak karena para aktivis dakwah merasa dirinya aman dan terkekang sehingga virus ini bisa masuk dengan mudah tanpa ada perlawanan dari dalam. Seperti virus-virus pada umumnya dalam kedokteran, virus itu menyerang siapapun yang tidak mempunyai sistem imun yang kuat.

Tahukah kamu? Virus ini sangat pandai, sepandai setan menyesatkan manusia. Virus ini bergerak pelan hingga korbannya tidak merasakan sakitnya. Saat virus ini masuk, korban akan merasa sangat enjoydan hatinya berbunga-bunga. Lalu di akhir, hati kan rusak. Yaaa...seperti saat kita minum kopi secara kontinue, kita akan merasakan sebuah kenikmatan luar biasa, namun kopi bisa merusak tubuh kita bahkan bisa memperpendek umur kita. Maka, kita perlu hati-hati dengan virus ini, karena sangat mematikan.

Ada sebuah kisah nyata. Ada seorang ikhwan, petinggi dari sebuah LDK, amanahnya banyak di mana-mana. Namun perlahan-lahan ia mundur teratur dan menghilang dari aktivitas dakwah di kampus ataupun di kampungnya. Semua amanahnya ditinggalkan hingga membuat pengurus LDK lain kalang kabut. Hal itu dikarenakan apa? Karena VMJ. Konon katanya, ia dahulu sedang cinlok dengan seorang akhwat yang selalu menjadi partnernya dalam beramanah.

Betapa berbahayanya VMJ, bukan? VMJ bisa mengacaukan semua tatanan yang ada. Astaghfirulloh...

Di tengah hiruk pikuk umat Islam yang sedang memanas persoalan tuduhan teroris, soal pembantaian umat muslim, soal pelecehan terhadap Rasulullah, masih saja sempat memikirkan hal yang namanya lawan jenis. Bukankah masalah jodoh itu telah ditentukan oleh-Nya? Jadi kenapa masih khawatir? Mungkin penulis juga masih sama saja dengan dua akhwat pada ilustrasi di atas. Semoga tulisan ini sebagai pengingat khususnya untuk penulis sendiri dan istimewanya untuk pembaca semua.

Afwan.

0 comments
Labels:

Cermin Kecantikan



Percayalah padaku!
Engkau sungguh cantik seperti artis Korea.
Alismu tebal mempesona,
Matamu tajam berkilau,
wajahmu berseri dan merona,
tubuhmu bak biola,
Hidungmu mancung,
bibirmu pink,
rambutmu lurus tergerai panjang,

Percayalah padaku, ukhti
Kupinjami cermin untukmu agar kau bisa bercermin...
Bercerminlah, ukhti...

"Cantik bukan?"

Namun, bukan itu ukuran cantik itu, ukhti...
Tengoklah pada hatimu!
Sudah secantik fisikmu kah?

Hati yang cantik akan selalu terpancar.
Hati yang cantik akan selalu bersinar.
Hati yang cantik akan selalu terlihat dan dicari walau letaknya tersembunyi,
bak mutiara di dasar samudera nan luas.

Ingatkah kau QS. An-Nur ayat 35 wahai ukhti?

" Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."  

Ukhti, wanita dilihat dan dihormati bukanlah karena parasnya yang cantik, bukan pula karena tubuhnya yang sexy. Namun karena keimanan dan ketaqwaan yang ada pada dada mereka.    
Wanita dikagumi bukan karena seringnya ia tampil di depan umum, tapi karena pengabdian suci karenaNya.
Jadi... janganlah dirimu minder karena fisikmu tidak cantik, karena ukuran cantik itu letaknya di hati dan hanya Allah yang mengetahui.

Semangat, yach! ^_^

0 comments
Labels: ,

Rentetan Puisi dalam Kagum

Bolehkah aku menagumimu seperti pipit mengagumi elang?
Meski kutahu, meraihmu adalah sebuah kemustahilan...
Namun gejolak rona pink itu terus menyebar bak virus yang berjalan dengan kecepatan cahaya...
3 x 108 m/s

Tanpa ragu, virus-virus itu merasuk dalam DNA-DNA dan kromosom-kromosom dalam tubuhku.
Tak bisa lagi terhindarkan,
karena DNA baru telah terbentuk dan begitu melekat, 
erat...
Aku terjebak dan terkungkung dalam bahagia...


_oo_


Aku mengagumimu, sungguh tak dapat terbendung lagi.
Sayang, tak hanya aku yang menjadi secret admirer-mu.
Mereka, mereka, mereka dan mereka itu,
selalu berjuang untuk memperoleh perhatianmu dengan pesona tiada tara
Lalu aku???
Aku hanyalah si cebol yang merindukan rembulan.
Tak punya apa-apa...
Lalu apa aku bisa? :'(

"Bisa apa?"
Aku pun tak tahu.
Terlalu berhargakah dirimu untukku hingga aku meronta?

_oo_

Telaga Sarangan, 15 September 2012

0 comments
Labels:

Tak Usah Berjudul Saja, ya?

"Yang tegar, ya dek! Allah tidak akan memberikan ujian melebihi kekuatan hamba-Nya, " itulah kata-kata yang selalu ia lontarkan ketika aku mengeluh. Kata-kata itu sebagai penyejuk kalbuku yang gersang.

Sering aku berfikir, "Kenapa harus aku yang menanggungnya? Kenapa harus aku yang mengalaminya?" Astaghfirulloh. Kusadari ini adalah pikiran yang sangat picik, yang seharusnya tak pernah ada.

Lama aku merenung dan tenggelam dalam tangis, kini kutemukan jawabannya. Sakit ini tak akan lama, aku yakin Allah akan menyembuhkan. Inilah bentuk kasih sayangNya agar aku bisa bersabar, mungkin. Akh, aku terlalu naif dan munafik. Kadang aku terima semua dengan senang, namun kadang aku selalu mengeluh. Dan ketika itu aku ingat sesuatu, "Cukuplah Allah sebagai penolongmu."

Semangat!

0 comments
Labels:

Pram: Sang Inspirator


Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat pesan singkat dari salah seorang teman. Isinya adalah sebuah ajakan untuk silaturahmi ke salah seorang sastrawan besar, Pramoedya Ananta Toer. Aku langsung bersemangat membalas pesan singkat itu, tanpa pikir panjang kubalas dan kunyatakan persetujuanku untuk silaturahmi ke rumah Pramoedya Ananta Toer. Akhirnya dengan perundingan panjang, pada tanggal 1 September 2012, kami, rombongan Laskar Kang Nass berangkat ke Blora.

Sebagai mahasiswa sastra Indonesia, saya dipaksa untuk mengenal sastrawan-sastrawan yang pernah ada di Indonesia, baik lewat orangnya ataupun lewat karya sastranya. Berbagai macam karya sastra sudah saya lahap, mulai dari karya sastra zaman balai pustaka sampai zaman sekarang. Salah satu karya sastra yang memikat hatiku adalah tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Saya mulai mengenal dan mengagumi karya-karya Pram sejak saya berada di jurusan sastra Indonesia.

Dari sinilah saya mulai mengenal sosok Pramoedya Ananta Toer yang hebat. Saya takjub dengan ketangguhannya, kegigihannya, ideologinya, keuletannya, pendiriannya, keberaniannya. Menurut saya, Pram adalah sang inspirator, terutama dalam menghasilkan karya sastra. Ia pernah beucap, “Menulis adalah tugas pribadi dan tugas nasional.” Memang, ia sangat produktif dalam hal menulis. Bahkan banyak karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa asing. Meski banyak karya-karyanga harus menghilang karena rezim Soeharto atau karena kebijakan-kebijakan yang tidak bijak, ia tetap berkarya dengan keberanian. Ia pernah berkata, “Kalau mati dengan berani, kalau hidup dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.” Wow, kata-kata yang sangat spektakuler. Menjalani hidup harus penuh dengan keberanian. Mungkin inilah yang menjadikannya dikenal dan dikenang sepanjang masa. Ia berani untuk menulis, meski tulisannya banyak yang dibakar bahkan ia harus rela menetap di penjara hanya gara-gara tulisannya.

Pramoedya dikenal sebagai sastrawan empat zaman, yaitu zaman penjajahan, zaman orde lama, zaman orde baru, dan zaman reformasi. Namun bagiku, pramoedya adalah sastrawan sepanjang zaman. Karya-karyanya akan selalu terkenang.

Pram pernah berkata, “KEGAGALAN KESUSASTRAAN MODERN INDONESIA: KEGAGALAN REVOLUSI.”

Sebuah karya sastra memang mempunyai kekuatan istimewa. Efek saat menikmati karya sastra sangatlah dahsyat, karena fungsi karya sastra sendiri adalah dulce et utile, yaitu menghibur dan mendidik. Sebuah karya sastra juga merupakan cermin masyarakat, artinya bila kita membaca sebuah karya sastra, kita bisa mengetahui situasi dan kondisi masyarakat di daerah tertentu dan pada kurun waktu tertentu. Dari membaca karya sastra, kita bisa mengetahui sejarah atau budaya suatu masyarakat. Begitu pula karya-karya Pram yang beraliran realis-sosialis, karya-karyanya sangat monumental dan spektakuler.

Saya juga takjub dengan semua yang ada dalam diri seorang Pram. Dalam keterbatasan dan ketidakbebasan karena terkekang di dalam penjara, ia tetap menelurkan karya, bahkan lebih produktif. Bandingkan dengan kita! Kita mendapat fasilitas yang hebat dan canggih seperti laptop, namun apakah kita mampu menelurkan karya seperti Pram? Padahal Pram pernah tidak naik kelas tiga kali, bahkan dikatakan ‘goblok’ oleh ayahnya sendiri, namun Pram kini menjadi tokoh yang dikenang. Sedangkan kamu? Kamu adalah sarjana mungkin telah menjadi professor, lantas kontribusi apa yang kamu berikan pada bangsa ini?


0 comments
Labels:

Menembus Batas

Ketika hati mencintai namun jiwa dan raga tak sampai, akan terbersit sebuah rasa yang tak dapat diungkapkan. Rasa yang bergelora bagai lautan api yang membara, tiada habis-habisnya membakar apa saja yang ada di sekitarnya. Semua dilahap habis tak bersisa. Namun semua itu hanyalah pelampiasan saja. Ya, hanya sebuah pelampiasan yang tak kunjung reda.

Ketika hati mencintai dan ingin memiliki, namun tangan tak sampai? Padahal segala daya telah dikerahkan. Segala upaya telah dilakukan. Namun, semua itu terasa sia-sia sebab mungkin memang bukan takdirnya itu menjadi milik kita. Lantas, harus bagaimanakah kita? Kata salah satu sahabatku adalah "bersabarlah". Ya, dia benar. "Bersabar". Sabar adalah kuncinya. Bersabarlah kawan! Mungkin Allah akan memberikan sesuatu yang jauh lebih baik lagi. Tapi, kesabaran tak hanya diam, duduk menunggu. Bukan kesabaran yang seperti itu yang dimaksud. Kesabaran itu adalah sebuah penerimaan, namun kita harus tetap berusaha mencapai sesuatu yang lebih baik, tidak hanya menunggu dan berpangku tangan. Katanya ingin menembus batas?

Batas apa yang ingin kau tembus? Batas langit? Batas bumi? Batas hijab? Batas kalbumu? Itu semua terserah padamu. Menembus batas adalah suatu cita-cita. Menembus batas sama saja meraih apa yang kita inginkan. Menembus batas fatamorgana misalnya. Seperti halnya mimpi di padang pasir, membayangkan setetes air sekedar membasahi kerongkongan yang kering. Fatamorgana, bukan? Namun itu semua akan menjadi nyata bila kita mampu menembus batas.

0 comments
Labels:

Gara-Gara Galon (episode 2)

Kebutuhan air minum bagi semua makhluk hidup adalah kebutuhan yang sangat urgen, kebutuhan pokok yang tidak terbantahkan lagi kepentingannya. Apalagi tubuh kita 80% adalah air. Dalam sehari kira-kira kita butuh air sekitar satu liter. Kebutuhan air dalam tubuh harus terpenuhi dengan baik, kalau tidak akan menimbulkan masalah tersendiri, bisa dehidrasi dan menimbulkan kematian. 

Di Kost Lestari ada kisah unik tentang air dan galon. Kalian sudah tahu apa itu air dan apa itu galon, seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan saya "Gara-Gara Galon" yang pertama. Para akhwat-akhwat itu mulai kebingungan, matahari yang terik membakar tubuh mereka, tenggorokan mereka pun kini kering kerontang. Telepon sana dan telepon sini, selalu tidak ada respon kalaupun ada respon, selalu mengecewakan. Jadi teringat kisahnya sahabat waktu perang tentang itsar, mendahulukan saudaranya. Kayaknya kalian semua juga sudah pada tahu kisahnya kan? Tapi tidak ada salahnya saya mengulas kembali kisah ini di blog saya ini. Begini ceritanya, pada suatu peperangan ada seorang keponakan yang hendak memberikan air minum kepada pamannya yang sedang sekarat, lalu pamannya itu mendengar orang sedang kesakitan, pamannya itu menyuruh keponakannya untuk memberikan air minum kepada orang itu. Lalu setelah keponakan itu menemuka orang yang merintih kesakitan itu, orang yang merintih kesakitan itu mendengar orang yang merintih kesakitan lagi, lalu meminta keponakan orang pertama tadi untuk memberikan air minum kepada orang yang kesakitan kedua. Berlarilah anak itu, dan setelah itu diberikan minum, ia kembali kepada pamannya dan pamannya ternyata sudah meninggal. Subhanallah sekali, sikap mendahulukan saudaranya sampai harus mengorbankan nyawanya sendiri. Keren.

Berbeda dengan kisah gokil yang disajikan dalam film "Gara-Gara Galon" yang diputar pada suatu acara, saya lupa. Ceritanya seperti ini, ada sebuah kost. Kost itu mempunyai harta sangat berharga, sudah bisa ditebakkan apa? Yupz, GALON. Namun, harta karun di dalamnya ternyata tidak ada, habis. Satu kost itu saling bertengkar karena tidak ada setitik air yang bisa membasahi kerongkongan mereka. Bahkan dikisahkan pula terjadi pembantaian masal gara-gara Galon. Konon katanya, tidak ada satu pun orang yang mau mengisi galon tersebut, sehingga salah satu anggota kost tersebut melakukan tindak pembantaian terhadap teman-temannya, pembunuhan masal. Wah, kalau kisah ini mah sangat lebai. Yang bikin film lebai buanget.

Hmm...kalau menurut perkiraan sich juga bakalan ada peristiwa seperti itu. Air mahal, karena air bersih sulit untuk dicari. Apalagi sekarang ini banyak yang jual air gunung keliling. Lantas bagaimana ya agar tidak terjadi kisah seperti kisah yang kedua? Ada solusi? Ini masalah serius lho...

0 comments
Labels: ,

Cemburuku Menggebu

Setiap insan yang pernah merasakan cinta pasti akan merasakan yang dinamakan cemburu. Itu pasti dan mustahil jika tidak. Bahkan Aisyah Ra yang terkenal sangat cerdas saja menjadi istri Rasulullah yang pencemburu dan cemburunya sangat mendalam. Saat Rasulullah menyebut-nyebut khadijah di hadapan Aisyah Ra, beliau (Aisyah Ra) sangatlah cemburu. Bahkan Aisyah Ra bertanya, "Kenapa Rasulullah selalu menyebut-nyebut Khadijah, sedangkan Rasulullah telah diberi yang lebih baik daripadanya." Lalu Rasulullah menjawab, ""Allah yang maha mulia dan Maha Agung tidak memberi ganti kepadaku dengan yang lebih baik daripadanya. Sungguh ia telah beriman padaku ketika banyak orang yang mengingkariku. Dia membenarkan aku, ketika banyak orang mendustakan aku. Dia menolongku dengan hartanya ketika banyak orang mengucilkan aku. Allah memberi rezeki padaku dengan anak-anaknya sementara aku tidak mempunyai anak dari para istriku yang lain." Cemburu memang sebuah fitrah, seperti cemmburu yang dimiliki Aisyah Ra pada Raasulullah. Aisyah Ra bukanlah membenci Khadijah ketika bertanya seperti itu, ia hanya cemburu karena cinta yang berlebih pada Rasulullah.

Seperti perasaanku saat ini. Aku sungguh sangat cemburu pada sesuatu yang amat aku cintai. Cemburu ini membuat hatiku sama sekali tidak tenang bahkan tiap malam aku selalu memikirkannya. Cemburuku ini hampir pada tahap cemburu yang parah, cemburu buta. Cemburuku ini sudah mendarah daging dalam hidupku, mungkin selamanya sampai aku mendapatkan apa yang aku cintai itu. Cemburuku terus mengejar-ngejarku, menyeruak dalam relung-relung hatiku. Aku bingung bagaimana cara mengatasinya. Aku sungguh sangat cemburu pada orang-orang sukses di luar sana, pada seorang hafidzah. Kau tahu, aku sangat ingin menjadi seorang hafidzah, aku ingin menjadi apapun yang aku mau seperti mereka yang telah sukses mewujudkan semua harapan-harapannya. Bagaimana ini? Aku harus bagaimana?

0 comments
Labels: ,

Rumahku Surgaku


Ayah ibu kami anakmu

Belahan jiwamu...
Kami permata hidupmu
Sebagai cahaya mata

Mahligai rumah tangga

Bahagia...
Lahir dari jiwa...
Tak lepas ujian dan cobaan Tuhan

Ia akan terpancar karena taat
Dan sifat takwa...
Rasa kasih dan sayang juga tanggung jawab
Itulah rumah tangga yang mendapat rahmat
Dan berkah Allah... 
Rumahku surgaku... 


Teringat lagunya Tazzaka "Rumahku Surgaku" ketika kukembali mengingat keluargaku. Keluarga yang kasih sayangnya melebihi apapun kepadaku.  Aku diperantauan merindukan sosok seorang ibu, ayah dan anggota keluarga yang lain. Aku sangat merindukannya, merindukan semua hal tentangnya. Merindukan ketika harus dimarahi karena bangun kesiangan, dimarahi karena tidak makan, dimarahi karena sholatnya telat, dimarahi karena terlalu sibuk mengerjakan tugas sampai larut malam, dan sebagainya. Rumahku benar-benar surga bagiku. Aku rindu akan keributan-keributan yang sering terjadi, pertengkaran karena harus rebutan remote control, rindu memarahi adikku yang sukanya liatin boyband yang paling saya benci, rindu kalau ngapa-ngapain mesti teriak-teriak kayak di waykambas aja. Aku rindu akan semuanya. Aku ingin kembali merasakannya, namun aku harus tetap di sini untuk menuntut ilmu. Ayah-Ibu, restui perjuanganku. Maafkan aku kalau selama ini anakmu banyak salah.
Huh, jadi meneteskan airmata. Cengeng buanget, sich aku ini. 

0 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters