Download Koleksi Lengkap E-Book Novel Agatha Christie Bahasa Indonesia

0 comments

Lagu Cinta

Dendangan lagu yang kau nyanyikan
dengan penuh perasaan
buat terpesona
mendengar syair-syair cinta

Nada-nada merdu
terdengar dari seruan hatimu
pancarkan irama lagumu
tuk tuliskan cerita cinta terbaru

Lagu melodi yang terdengar merdu
buatku merindu
akan kisah yang dulu
yang kulalui bersama dirimu

Desah lagu berbunyi merdu nan syahdu
diiringi musik bernuansa rindu
akan kukenang selalu
di dalam lubuk hatiku

Aisyah Modern
Sabtu, 27 Oktober 2007

0 comments

Coretan Saja Kok

Kala mentari menyapa riangnya embun pagi dan dedaunan
Aku tersenyum dalam luka
Tak tahu mengapa
Tanpa alasan
Tanpa makna
Yang ada hanya terbias cahya menerobos rimbun dedaunan
Apakah cahya ini menandakan senyuman?
Apakah embun pagi ini menandakan kesedihan?
Lalu apakah cahaya mentari yang menerobos rimbun dedaunan serta embun pagi ini menandakan tersenyum dalam tangisan?
Apa kawan?
Apa?

0 comments

Semenit Bertemu Lima Jam Menunggu

Ternyata masih sangat menyakitkan saat ia(sang gadis) bertatap muka dengannya(sang pemuda). Aku kira akan biasa-biasa saja. Ternyata salah. Ia malah menangis. Cengeng sekali untuk urusan yang sepele. Eh, lebih dari sepele ding untuk ukurannya. Tapi aku salut. Ia bisa membendung airmatanya dihadapannya. Hebat.

Rabu, 4 Mei 2011, Pukul 14:45
“Bisa gak? Kalau gak bisa ya udah kita ketemu di kampus aja!” Begitulah bunyi SMS yang dikirimkan seorang gadis pada seorang pemuda setelah menunggu 5 jam.
Bayangkan! 5 jam waktu yang tidak singkat. Lama dan panjang apalagi bagi seseorang yang menunggu sendirian tanpa teman. Hanya ditemani buku dan orang-orang yang berseliweran di dekat gadis itu.
“Maaf. Aku sudah sampai tapi, aku langsung pulang gak bisa masuk ke toko. Kamu bisa keluar sebentar?” Inilah kira-kira SMS balesan dari pemuda itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Aku masih lama disini. Maaf kamu bisa masuk saja?” Jawab gadis itu membujuk agar pemuda itu masuk ke toko, berbohong demi mengobati rasa kangennya.
“Aku gak bisa. Aku langsung pulang. Sebentar aja! Keluar bentar!”
“Ya sudah, aku pulang sekarang aja,” Kecewa hati sang gadis. Sungguh sangat kecewa. Kecewa berat.
Gadis itu pun keluar dari sebuah toko buku dengan perasaan kecewa. Airmata pun menetes. Tapi segera ia hapus, takut kalau-kalau pemuda itu melihat bulir permata bening itu.
“Assalamu’alaikum,” Sapa sang gadis lirih, sedikit serak menahan bulir-bulir airmata pecah, tersenyum lamat-lamat lalu redup.
“Wa’alaikumsalam,” Balas sang pemuda, tersenyum tipis.
“Ini bukumu. Makasih ya,” Kata sang gadis sembari memberikan 5 LKS Bahasa Jawa.
“Iya. Ini bukumu. Makasih juga ya!” Ujar pemuda itu sambil memberikan buku SNM-PTN IPA, wajahnya agak sumringah lantas kembali tersenyum tipis.
“Ya udah aku pulang sekarang ya! Maaf,” Lanjut pemuda itu tanpa memperhatikan raut muka sang gadis yang sangat kecewa.
Tanpa basa-basi lagi pemuda itu langsung meninggalkan Sang gadis. Sang gadis pun langsung melengos seketika, ia sebal. 5 jam menunggu sendirian, menahan rasa sakit(Sang Gadis sebenarnya sedang sakit), menahan rasa lapar ternyata hanya dibayar dengan pertemuan yang tak seberapa. Bayangkan! 5 jam menunggu hanya semenit bertemu. Bayangkan!
Akhirnya setelah gadis itu sampai di sebuah halte bus, ia tak kuasa lagi membendung bulir-bulir bening permatanya. Berjatuhan sudah semua, tumpah ruah bersama rasa kecewa. Bukan kecewa menunggu 5 jam, Bukan. Lebih tepatnya, ia kecewa ternyata pemuda itu tidak peduli padanya.
¤¤¤

Untuk yang merasa kesindir maaf yach! Hehe, aku lagi ngebet pingin  nulis soalnya. Tapi satu-satunya inspirasi ya ini. maaf buanget ya kawan! ^^
Jangan diambil hati! Ini kan Cuma fiktif belaka. Kisah nyata dengan embel-embel maksudnya. Tapi lebih banyak nyatanya. Hehe…Hihi…Hoho…Haha…Huhu…eeennggg…


0 comments

PETIR

Petir


Novel versi pdf
penulis: Dee


Supernova

Elektra, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis keturunan cina dan berumur sekitar 20 tahun. Elektra merupakan anak dari seorang ahli elektronik bernama Wijaya yang memiliki tempat servis sendiri yang bernama Wijaya Elektronik. Kakaknya bernama Watti. Entah kenapa ayah mereka memberi nama yang mirip dengan istilah dalam bidang kelistrikan.

Masa kecil kedua anak ini kurang bahagia, karena mereka tidak pernah memiliki mainan baru. Setiap mainan mereka rusak, ayah mereka selalu dapat memperbaikinya. Saat Elektra kecil ia pernah tersetrum listrik dari kabel yang tidak sengaja ia sentuh. Sementara Dedi panggilan akrab ayahnya sudah menjalin ikatan suci dengan listrik. Pernah Elektra menyentuhkan test-pen ke tubuh Dedi dan ajaibnya dapat menyala. Hal ini mulai terjadi saat ia tersetrum listrik tiga fasa dari kabel telanjang yang tersentuh olehnya, ia pingsan, hebatnya ia dapat sadar dengan selamat.

Elektra kecil sangat senang menonton kilatan petir dan ia sering menari-nari dibawah hujan saat petir manggelegar. Karena kejadain itu Watti menyuruh Elektra ke Gereja untuk disucikan dan dibebaskan dari pengaruh roh jahat. Dan alhasil usahanya tidak berhasil dan Elektra malah semakin penasaran dengan keanehan dalam dirinya.

0 comments

Download dan Baca Novel Gratis: Petir

Download dan Baca Novel Gratis: Petir: "Novel versi pdf penulis: Dee Supernova Elektra, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis keturunan cina dan berumur sekitar 20 t..."

0 comments

Link Bagus







file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/Downloads/Lomba%20Menulis%20Artikel%20Tingkat%20Nasional%20tentang%20RI-Maroko.htm

0 comments
Labels:

Tragedi Bus Mini

Tragedi Bus Mini

“ Aaaaauuuuuuccckkkhhhhhh…………..,” Jeritku saat gigiku disuntik oleh dokter gigi.
Benar-benar sakit saat gigiku disuntik, rasanya begitu mengerikan. Seakan ada malaikat maut yang menjemputku, mempermainkanku. Membuat perasaanku tak karuan.
“ Sudah, Dik. Ini resepnya, nanti ditebus segera ya! Jangan makan yang manis-manis dulu, harus rajin-rajin gosok gigi,” Anjuran Pak Dokter padaku yang membuat kepalaku pening, pusing tujuh keliling.
“ Terimakasih ya Dok. Ya sudah Dok, saya permisi dulu,” Jawabku sambil terburu-buru meninggalkan tempat yang mengerikan itu.
Aku berjalan menuju Apotik untuk menebus resep obat dari Dokter mengerikan itu. Kupandangi orang-orang yang tengah berlalu lalang. Menyedihkan, ouch begitu menyedihkan, entah mengapa perasaanku akhir-akhir ini tak enak(emangnya makanan, he he) dan tak karuan.
“ Mbak mau nebus obat ini,” Ungkapku pada apoteker yang begitu membuatku dag-did-dug karena kecantikannya.
“ Iya Mas, tunggu sebentar ya. Anda boleh menunggu di sana,” Jawab Apoteker itu dengan sangat ramah sehingga membuatku terkagum-kagum, seakan-akan ia adalah obatku sekarang yang bisa membuat sakit gigiku menghilang entah kemana. Ouch She is beautiful.
Aku merasa sedang berada di dalam surga yang dikelilingi bidadari cantik pujaan hati setiap lelaki. Aku melamun, tapi lamunanku buyar saat ia memanggilku.
“ Mas! Mas! Mas! Ini obatnya sudah,” katanya tapi agak sebel karena aku dipanggil gak segera datang.
“ Maaf Mbak. Tadi saya ngelamunin mbak,” Gubrak, aku keceplosan.
“ Apa??? Mas ngelamunin saya???,” Tanyanya dengan amat terheran-heran serta kaget.
“ Haaa??? Apa??? Gak, maksud saya, saya sedang memikirkan kakak saya, ia baru saja pergi ke luar negri buat kuliah,” Jawabku ngeles, sejak kapan aku punya seorang kakak. He he he…
“ Ooooh, tak kirain Mas ngelamunin saya beneran. Saya sempet kaget tadi,” Jawabnya dengan senyuman yang manis dari bibirnya. Kaya gula aja.
“ He he he, o ya berapa mbak semuanya?”
“ Emm, berapa ya? Bentar. Semuanya Rp250.000,00 Mas,” Jawabnya sambil memasukkan obat itu ke kantong plastic kecil putih gaya khas apotik.
“ Ya udah terima kasih ya mbak, permisi,” Kataku menyungging senyuman jua.
Aku berjalam menuju halte bus, yang jaraknya lumayan jauh dari rumah sakit tadi. Setelah sesampainya di sana, pandanganku tertuju pada segerombolan akhwat dari salah satu sekolah islam(sebut saja SMA X). Tak terpikirkan sama sekali olehku apa yang aku lihat kali ini. Aku kira akhwat-akhwat yang sekolah di SMA X itu bener-bener alim, sopan dalam berpakaian dan jilbabnya syar’I tapi ternyata…………dugaanku meleset sangat jauh. Sungguh fenomena yang sangat menyedihkan. Mungkin ini dampak dari kebudayaan barat dan globalisasi. Kesyar’ian sekarang sudah dianggap kolot dan ketinggalan zaman, sedangkan kemodernan yang mengundang maksiat semakin digemari oleh khalayak ramai.
Beberapa menit kemudian, lewatlah bus yang telah aku tunggu-tunggu sejak tadi. Bus yang akan mengantarkanku ke Sekolah kebanggaanku, sekolah islam yang keras ajaran islamnya, ketat dan yang pasti selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Namun, saat aku duduk di salah satu tempat di bus itu, ada seorang akhwat dari SMA X duduk di sampingku.
“ Subhanallah, cuantik buanget. Alhamdulillah. Hmmmmm, mimpi apa sich semalam aku kok ketemu ma akhwat yang cuantik-cuamtik buanget hari ini,” Ungkapku dalam hati.
Lalu tanpa sadar saat aku menengok kearah akhwat itu………….aku sangat kaget ketika melihat ia senyum-senyum sendiri melihatku. Mungkin aku dikiranya Raffi Ahmad atau Afgan kali’ yaacch??? Hi hi hi…
“ Eh maaf, kalau boleh tau nama kamu siapa ya?,” Tanya akhwat itu penuh dengan keberanian.
“ Emmm, na-na…namaa???,” Kataku berbalik tanya dan belum sempat menjawab pertanyaannya.
“ Iya nama. Namamu siapa? Kenalkan namaku Siska,” Jawabnya sambil memperkenalkan dirinya sendiri dengan PD-nya.
“ Namaku….., namaku siapa yach?,” Kataku kemudian dengan pertanyaan yang membuatnya ketawa-ketiwi. Hi hi hi hu hu hu ha ha ha….
“ Namaku… Ahmad,” Jawabku datar dan gemetar karena gak terbiasa duduk sama akhwat sedekat itu apalagi sama akhwat yang berjilbab.
“ Ooooh Ahmad??? Dari sekolah mana???” Tanyanya lagi yang membuatku risih.
“ Da-dari SMA At-Taqwa(bukan nama asli),” Jawabku malu dan bener-bener dengan gemetar serta keringat dingin mengucur di seluruh tubuhku.
“ Ya ya ya. Kalau aku dari SMA X. Udah taukan tentunya? O, ya boleh minta nomor HPmu gak?” Tanyanya lagi. Benar-benar berani banget nih tu cewek.
“ Gimana yach???”
“ Ayolah!” Pintanya memelas.
“ Baiklah,” Jawabku datar.
“ Makasih, berapa?” Tanyanya sambil mengeluarkan sebuah HP dari tasnya.
“ 085728437883,” Jawabku polos.
“ Ok, makasih ya ganteng,” Pujinya yang membuatku semakin risih, risih dan sangatlah risih. Huft.
Waktu serasa berjalan amat lambat, pelaaaaaaan dan begitu pelan. Slow times in my day with her.
 25 menit sudah kulakui perjalananku bersama dia. Akhirnya aku sampai juga di Sekolah yang menjadi kebanggaanku dan teman-temanku. Yaa meski aku datang terlambat, soalnya ini aja sudah menunjukkan pukul 12.00.
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga perjalanan panjangku di bus mini itu. Risih sekali dach. Ternyata tak selamanya akhwat berjilbab itu manis dan pemalu seperti yang kubayangkan selama ini.
¤¤¤
Kebetulan hari ini adalah malam minggu. Dalam sepinya malam aku merenung dan mencoba membayangkan apa yang telah aku alami seharian ini. Aku melamun.
“ Hayooooo, kakak lagi ngapaain? Kok bengong kayak gitu? Gak ada SMS dari pacarnya ya?” Suara adik perempuanku tercinta yang membuyarkan lamunanku.
“ Apa-apaan sich Dik? Kakak kaget nich, ntar kalau jantungan gimana?” Kataku merespon adikku yang cantik kaya kakaknya eh maksudnya adikku cantik dan aku ganteng. Hi hi…
“ Ya maaf, abisnya kakak ngelamun sich. Eh kak ngelamunin siapa sich? Itu ya emmmm siapa namanya….. yang kemarin pas ketemu di Masjid itu lho. Oh iya, kak Anisa. Betul-betul-betul???” Tanyanya sok tau.
“ Iiiiiiiiiiiiicccchhhhh, Adiiiiik. Bukaaaaaan,” Jawabku gemas sambil mencubit pipinya yang imuut.
“ Lha terus siapa dunk? Pasti mikirin tentang cewek. Iya kan?” Tanyanya lagi penasaran.
“ Kalau iya kenapa? Cemburu?” Jawabku bercanda.
“ CEMBURU??? Yang bener aja??? Kakakkan kakakku masak adik cemburu ma kakaknya sendiri, emangnya aku pacarnya kakak?”
“ Yaaa, siapa tau aja cemburu. Hayooo ngaku aja! Cemburu kan Dik?”
“ Dasar kakak narsis. Ya udah ah males ngomong ma kakak yang sok kaya kakak. Cerewet, kalau ngomong gak pernah bertepi, gak pernah berujung dan gak pernah ada akhirnya” Ungkapnya dengan nada ngambeg.
“ Iya dech, kakak cerita. Mau dengerin gak?” Jawabku mengalah.
“ Gak mau, udah gak mood,” Jawabnya masih ngambeg.
“ Ya udah kalau gak mau denger. Hmmmmm, kakak tidur aja dach,” Kataku memancing rasa penasarannya.
“ Eh! Jangaaaaaaan!”
“ Katanya gak mau denger. Kalau gak mau denger kakak capek mau tidur,” Hhee, kataku pura-pura.
“ Iya dah, Isah dengerin,” Jawabnya luluh juga.
“ Gini, tadi kakak ketemu ma seorang akhwat yang…….”
“ Yang gimana Kak???” Sela adikku Aisyah.
“ Iiiiccchhh, Adiiik. Dengerin dulu donk!!!”
“ Iya-iya. Ni dah pasang kuping bener-bener nich, siap untuk mendengarkan kak Ahmad yang narsisnya pooooolll.”
“ He he he, yang beraninya minta ampun. Masak dia gak kenal ma kakak, dan baru ketemu sekali udah berani-berani tanya nama kakak, tanya sekolahnya kakak dimana. Sambil senyam-senyum sendiri lagi. Iiiihhh, nyeremin,”
“ Kakak ini tu gimana sich? Tak kenalkan maka ta’aruf. Dan senyum itu ibadah kali’ kak,” Respon Aisyah dengan cekikikan.
“ Jiiiaahhh, itu mah kakak tau’. Tapi Dik ini kondisinya gak seperti yang Adik bayangkan. Ni akhwat berani buanget gitu lho, gak ada sopan santunnya sama sekali, malupun juga gak punya. Padahalkan dia berjilbab. Bayangkan dia itu anak SMA X yang terkenal itu.”
“ Ooooh, terus-terus???”
“ Yaaa, kakak nervous lah, deg-degan, dan sedikit ngeri. Hiiiii, kok ada akhwat yang berjilbab kayak gitu. Parahnya lagi, akhwat itu minta nomor Handphonenya kakak.”
“ Lha terus? Kakak kasih?”
“ Emmm, gimana ya? Sebenarnya sich kakak juga gak mau ngasih, tapi melihat parasnya yang lumayan cantik dan melas itu yaaaaaa…………kakak kasih.”
“ Oooooohhhhh, sekarang aku tau, kenapa kakak tadi ngelamun, hi hi hi.”
“ Tau apa?”
“ Pasti………………”
“ Pasti apa???”
“ Kakak lagi…… nungguin SMS dari akhwat itu yach??? Cie-cie yang lagi kasmaran.”
“ Duuuuh, fitnah tu Dik. Siapa yang lagi nungguin SMS dari dia??? Lha wong dia tak kasih nomor Handphone kakak yang dah gak aktif lagi kok. He he”
“ Jadiiii…..kakak bohong??? Terus kakak nyesel, gak ngasih nomor yang sebenarnya?”
“ Gak juga, hhheeeh.”
“ Lha terus tadi ngelaamunin apa kalau gak akhwat tadi?” Tanyanya yang semakin penasaran.
“ Ya, kakak gak habis pikir aja. Akhwat yang berjilbab gak bisa berhijab. Eemm, menurut kakak ni ya sekarang banyak akhwat berjilbab tapi gak syar’I, gak bisa berhijab, pakaian pun ketat.”
“ Kebanyakan ngikut trend sich kak. Lihat tu artis-artis sekarang, juga banyak berjilbab tapi jilbabnya tu jilbab gaul. Wah gak bisa dibiarin nich.”
“ Iya Dik. Akhwat berjilbab dan yang berhijab tu dikit buanget jumlahnya. Zaman semakin tua, banyak kemaksitan dimana-mana. Dan mereka yang berjilbab itu tu seharusnya nyadar kalau mereka itu membawa nama besar Islam, jilbab itu kan sebagai identitas mereka. Kalau mereka masih bersikap kayak gitu, pantes banyak orang-orang non-I ngira kalau jilbab tu cuma kedok doang. Padahalkan bukan Islamnya yang kayak gitu. Itu kan masalah orangnya. Iyakan?”
“ Iya kak, bener buanget,”
“ Ya udah dach Dik, kalau bisa berpakaian yang syar’I ya Dik. Jangan ngikut-ngikut trend masa kini yang serba menjebak!”
“ Ok Kak, tenang aja.”
“ Ya udah dech Dik. Udah malem, Adik tidur sana!”
“ Iya kak, aku juga udah ngantuk. Selamat malam kakakku sayang! Semoga mimpi indah ya kak!”
“  Kamu juga Dik.”
--¤ THE END ¤--

0 comments

Angan dan Asa


Ku genggam asaku dalam angan
Asa yang akan melayang
Melambung tinggi ke awan
Mengabaikan semua kesenangan
Dalam hidup penuh beban

Oh, anganku
Genggamlah selalu asaku
Dekaplah ia agar kau selalu bersamanya dalam suka maupun duka

Oh, anganku
Jangan pernah kau lepaskan asamu
Jangan pernah kau tertipu oleh bintang-bintang yang berkelap-kelip di awan
Karena cahaya bintang tak se-dahsyat cahaya asamu
Tak sebenderang itu
Dan tak sepanas asa yang akan membakar semangatmu

Wahai, anganku
Antarkan kuselalu pada vitamin-vitamin mimpi
Suplemen-suplemen motivasi
Sayap-sayap harapan dan doa

Wahai, anganku
Aku percaya padamu
Kalau kau mampu


31 Januari 2010(11:15)


0 comments
 
Lautan Tintaku © 2012 | Designed by Canvas Art, in collaboration with Business Listings , Radio stations and Corporate Office Headquarters